SuaraSumbar.id - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan tingkat aktivitas Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar), menunjukkan peningkatan dalam dua minggu terakhir. Peningkatan ini terpantau berdasarkan evaluasi aktivitas gunung pada periode 16-31 Desember 2024.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid mengatakan, aktivitas Gunung Marapi bersifat fluktuatif dengan tren yang meningkat dibandingkan periode sebelumnya.
"Secara visual, aktivitas Gunung Marapi masih fluktuatif, tetapi dalam dua minggu terakhir, peningkatannya terlihat lebih signifikan," ujarnya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga melaporkan bahwa Gunung Marapi sempat mengalami letusan pada Sabtu (4/1/2025), dengan tinggi kolom abu mencapai 1.000 meter. Letusan ini menjadi salah satu indikasi adanya peningkatan aktivitas vulkanik di gunung yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar tersebut.
Dalam laporan yang sama, Badan Geologi mencatat gempa letusan, gempa hembusan, gempa vulkanik, dan gempa tektonik lokal di Gunung Marapi mengalami peningkatan dibandingkan dua minggu sebelumnya. Peningkatan ini dianggap sebagai bagian dari fluktuasi aktivitas vulkanik.
Selain itu, nilai variasi kecepatan seismik gunung api menunjukkan adanya penurunan tekanan pada tubuh Gunung Marapi.
"Data deformasi tiltmeter saat ini relatif mendatar, tetapi secara jangka panjang menunjukkan kecenderungan deflasi atau pengempisan pada tubuh gunung api," jelas Wafid.
PVMBG juga mencatat terganggunya stabilitas medium bawah permukaan Gunung Marapi, yang dapat meningkatkan potensi letusan. Namun, menurut Wafid, kemungkinan terjadinya letusan besar seperti yang terjadi pada Desember 2023 masih tergolong kecil.
Wafid mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Marapi untuk tetap waspada terhadap aktivitas gunung yang meningkat.
"Kami mengingatkan agar masyarakat tetap waspada terhadap potensi letusan meskipun peluangnya kecil," katanya.
Gunung Marapi saat ini masih berada pada tingkat kewaspadaan Level II atau Waspada. Masyarakat diminta mematuhi arahan dari PVMBG dan menghindari aktivitas di radius tiga kilometer dari puncak gunung untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan. (antara)
Berita Terkait
-
Gunung Marapi Kembali Erupsi, Muntahkan Abu Vulkanik Lebih Tinggi
-
Badan Geologi Sebut Tambang Ilegal Tingkatkan Potensi Longsor Lebih Besar di Solok
-
Daftar 16 Gunung Api Mematikan dan Populer di Indonesia, Krakatau Paling Bahaya?
-
Purba dan Aktif, Sesar Meratus Biang Kerok Gempa Banjar
-
Kembali Erupsi, Gunung Marapi Lontarkan Batu Panas
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Siapa Sebenarnya 'Thomas Alva Edi Sound Horeg', Begadang Seminggu Demi Bass Menggelegar
Pilihan
-
8 HP Murah RAM Besar dan Chipset Gahar, Rp1 Jutaan dapat RAM 8 GB
-
5 Rekomendasi Mobil Bekas 50 Jutaan: Murah Berkualitas, Harga Tinggi Jika Dijual Kembali
-
6 Rekomendasi HP Gaming Murah Baterai Jumbo, Tahan Lama Lancar Main Game
-
Koji Takasaki Pimpin Laga Timnas Indonesia U-23 vs Vietnam, Pernah Usir Muhammad Ferarri
-
Beckham Putra: Jens Raven Cs, Tolong Balas Sakit Hati Kami!
Terkini
-
Gubernur Sumbar Wanti-wanti Soal Perusakan Rumah Doa Kristen di Padang: Warga Jangan Terprovokasi!
-
Respon MUI Sumbar Soal Perusakan Rumah Doa Kristen di Padang: Usut Tuntas Secara Menyeluruh!
-
Polisi Masih Jaga Rumah Doa Kristen di Padang yang Dirusak Warga, Ini Alasannya
-
Malu Hamil di Luar Nikah, Perempuan di Padang Buang Bayi di Pinggir Jalan dan Kini Terancam Penjara!
-
Natalius Pigai Turunkan Tim Usut Perusakan Rumah Doa di Padang