Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Selasa, 03 Desember 2024 | 16:43 WIB
Erupsi Gunung Marapi di Sumbar, Kamis (30/5/2024). [Dok.PGA Gunung Marapi]

SuaraSumbar.id - Jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar) akan memperketat pengawasan terhadap pendaki liar di Gunung Marapi, Gunung Tandikek, Gunung Sago, dan Gunung Singgalang. Hal itu dilakukan untuk mencegah risiko keselamatan pendaki di tengah kondisi Gunung Marapi yang masih fluktuatif.

"BKSDA menyiapkan petugas untuk memantau agar tidak ada pendaki yang menaiki gunung tersebut selama libur Natal dan Tahun Baru," ujar Kepala Sub-Bagian Tata Usaha BKSDA Sumbar, Dian Indriati, Rabu (3/12/2024).

Mengingat banyaknya jalur masuk menuju Gunung Marapi, Gunung Singgalang, Gunung Sago, dan Gunung Tandikek, BKSDA akan berkolaborasi dengan masyarakat dan personel Bintara Pembina Desa (Babinsa) setempat.

"Kami juga bekerja sama dengan pemerintah nagari/desa untuk membantu pengawasan," tambahnya.

Dian menegaskan bahwa hingga kini BKSDA belum memberikan izin bagi masyarakat atau wisatawan untuk mendaki gunung tersebut, terutama Gunung Marapi, yang statusnya kerap berubah akibat aktivitas vulkaniknya.

Pada 6 November 2024, status Gunung Marapi sempat dinaikkan dari Waspada menjadi Siaga setelah adanya peningkatan aktivitas vulkanik.

Namun, pada 1 Desember 2024, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menurunkan status Gunung Marapi kembali ke level Waspada karena adanya penurunan aktivitas kegunungapian.

Meski demikian, pengawasan terhadap pendaki liar tetap menjadi prioritas untuk mencegah kejadian berbahaya seperti yang terjadi sebelumnya.

Pada 3 Desember 2023, letusan Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar mengakibatkan 75 pendaki terjebak, dengan 24 orang meninggal dunia. Kejadian ini menjadi peringatan bagi BKSDA untuk meningkatkan langkah preventif, terutama selama musim libur panjang seperti Nataru.

"BKSDA Sumbar akan memastikan tidak ada pendaki liar yang masuk. Langkah ini penting untuk menjamin keselamatan masyarakat," tegas Dian.

Sebagai upaya pencegahan, BKSDA Sumbar menggandeng pemerintah lokal dan warga setempat untuk memperkuat pengawasan. Sinergi ini diharapkan mampu meminimalisasi risiko, terutama bagi pendaki yang mencoba menerobos larangan.

Dengan pendekatan yang komprehensif, BKSDA Sumbar memastikan bahwa tidak ada pendaki liar yang dapat memasuki kawasan Gunung Marapi dan gunung lainnya selama Nataru 2025. Keselamatan masyarakat tetap menjadi prioritas utama. (antara)

Load More