SuaraSumbar.id - Aktivitas Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) meningkat. Namun, pelepasan gas Sulfur Dioksida (SO2) masih terpantau rendah.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Muhammad Wafid. Menurutnya, laju emisi (fluks) gas SO2 yang terpantau melalui satelit Sentinel belum menunjukkan kuantitas yang membahayakan.
"Walaupun ada peningkatan aktivitas, emisi SO2 Gunung Marapi masih rendah," ujar Muhammad Wafid dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/11/2024).
Pernyataan ini disampaikan berdasarkan evaluasi aktivitas Gunung Marapi periode 16-31 Oktober 2024, di mana gempa letusan kembali terdeteksi setelah sebelumnya tidak terekam selama dua pekan.
Berdasarkan laporan terakhir pada 28 Oktober 2024, terukur pelepasan gas SO2 sebesar 24 ton per hari. Jumlah ini masih dikategorikan rendah, menunjukkan bahwa aktivitas Gunung Marapi saat ini didominasi oleh degassing atau pelepasan gas dengan kandungan magmatik yang belum signifikan.
Secara keseluruhan, aktivitas gunung api yang terletak di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam ini menunjukkan peningkatan. Badan Geologi mengingatkan bahwa aktivitas erupsi Gunung Marapi dapat terjadi sewaktu-waktu sebagai respons terhadap akumulasi energi yang terbentuk di dalam gunung.
"Peningkatan pasokan fluida (magma dan gas) dari kedalaman berpotensi meningkatkan intensitas erupsi," jelas Wafid.
Potensi bahaya dari letusan diperkirakan berada di sekitar puncak Gunung Marapi dan dalam radius tiga kilometer dari pusat erupsi, yaitu Kawah Verbeek.
Selain risiko letusan, Badan Geologi juga mengingatkan adanya potensi material yang terendap di puncak dan lereng gunung untuk menjadi lahar dingin saat bercampur dengan air hujan. Potensi ini terutama mengancam aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi.
Selain itu, abu erupsi juga dapat mengganggu saluran pernapasan serta aktivitas penerbangan di sekitar kawasan tersebut. (antara)
Berita Terkait
-
Erupsi Gunung Marapi: Kolom Abu Tebal Mengarah Utara dan Timur Laut
-
Badan Geologi Sebut Tambang Ilegal Tingkatkan Potensi Longsor Lebih Besar di Solok
-
Daftar 16 Gunung Api Mematikan dan Populer di Indonesia, Krakatau Paling Bahaya?
-
Jokowi Instruksi Banjir Lahar Dingin di Sumbar: Santunan Segera Diberikan dan Relokasi Rumah Warga
-
Instruksi Jokowi Tangani Banjir Lahar di Sumbar: Evakuasi Korban Hilang dan Relokasi Rumah Warga
Tag
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Rusuh Lagi! Indonesia Siap-siap Sanksi FIFA, Piala Dunia 2026 Pupus?
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Lolly Kembali Main TikTok, Penampilannya Jadi Sorotan: Aura Kemiskinan Vadel Badjideh Terhempas
Pilihan
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
-
Sejarah dan Makna Tradisi Nyekar Makam Sebelum Puasa Ramadan
Terkini
-
Tragis! Siswa SD di Sijunjung Tewas Kesetrum Saat Pasang Umbul-umbul HUT Kabupaten
-
Usai Kalahkan Persita, CEO Semen Padang FC: Ini Titik Balik Kami
-
Solid dan Kompak, Kunci Semen Padang Bungkam Persita di Kandang Sendiri
-
Kronologi Bocah 10 Tahun Tertembak Senapan Angin di Rumah Dinas Puskesmas, Peluru Bersarang di Kepala
-
Pecah Telur! Rosad Setiawan Akhiri Paceklik Gol 22 Laga dengan Gol Spektakuler