SuaraSumbar.id - Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Padang, kembali menggelar sidang terkait kasus dugaan korupsi pengadaan alat praktik siswa SMK pada Dinas Pendidikan Sumbar, Senin (14/10/2024). Sidang kali ini fokus pada pembacaan eksepsi atau keberatan dari para terdakwa terhadap dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Sidang yang dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim Akhmad Fazrinoor Sosilo tersebut menghadirkan sejumlah terdakwa, termasuk mantan Kepala Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ) Pemprov Sumbar, Doni Rahmat Samulo.
Penasihat hukumnya, Putri Deyesi Rizki, meminta majelis hakim membatalkan dakwaan JPU karena dianggap tidak lengkap, jelas, dan cermat. "Kami mohon agar majelis hakim membatalkan dakwaan JPU," ujar Putri.
Kasus dugaan korupsi ini melibatkan tujuh terdakwa, termasuk Doni Rahmat Samulo, yang didakwa terkait proses pengadaan alat praktik bagi siswa SMK di Sumbar.
Terdakwa Doni disebut membatalkan hasil lelang pertama karena adanya kelengkapan spesifikasi teknis yang tidak lengkap. Pihak terdakwa beralasan keputusan tersebut dilakukan berdasarkan alasan yang sah, bukan untuk melakukan persekongkolan.
Dalam eksepsinya, tim kuasa hukum terdakwa juga menyebutkan bahwa Doni Rahmat Samulo tidak memiliki kewenangan dalam menyusun Harga Perkiraan Sendiri (HPS) proyek tersebut.
Menurut mereka, kewenangan tersebut ada pada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Dinas Pendidikan Sumbar.
Selain Doni, terdakwa lainnya yang juga terlibat dalam kasus dugaan korupsi ini adalah Syafrudin, Erika, Suherwin, Raymon, Rusli Ardion, dan Syaiful Abrar. Mereka didakwa atas dugaan manipulasi tender dalam pengadaan alat praktik yang dibiayai oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan pagu anggaran Rp 18,072 miliar.
Proses tender pengadaan alat praktik tersebut mengalami dua kali lelang, yang pertama dilakukan oleh Pokja V dan dibatalkan, kemudian digantikan oleh Pokja VII.
Jaksa menuduh adanya persekongkolan antara para terdakwa untuk memenangkan perusahaan tertentu dalam tender tersebut, yang akhirnya merugikan negara sebesar Rp5,5 miliar.
Dalam sidang sebelumnya, salah satu terdakwa, Syafrudin, telah mengembalikan uang sebesar Rp60 juta kepada Kejaksaan sebagai barang bukti. Namun, penyelidikan masih berlanjut untuk mengungkap lebih dalam terkait kasus korupsi ini. (antara)
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
7 Tanda Tubuh Stres Gegara Olahraga Berlebihan, Bahaya Bagi Kesehatan!
-
7 Manfaat Rebusan Kunyit Jahe Sereh, Minuman Herbal untuk Jaga Daya Tahan Tubuh!
-
5 Cara Masak Mi Instan yang Sehat, Cita Rasa Tetap Menggugah!
-
Pembangunan Jalan Bypass Bukittinggi-Koto Baru Dilanjutkan, Solusi Atasi Kemacetan Parah!
-
Pemerintah Pusat Janji Kebut Pembangunan Flyover Sitinjau Lauik, Ini Kata Gubernur Sumbar