SuaraSumbar.id - Warga Nagari Kuranji Hulu, Kecamatan Sungai Garingging, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, masih mempertahankan tradisi unik menangkap ikan larangan menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Aktivitas ini telah menjadi bagian integral dari budaya lokal, yang dilaksanakan setiap tahunnya dengan menggunakan peralatan tradisional.
"Tradisi menangkap ikan larangan ini telah berlangsung lama, dilaksanakan setiap tahunnya menjelang Maulid Nabi Muhammad SAW," kata Wali Nagari Kuranji Hulu, Salman Hardani, Kamis (12/9/2024).
Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan silaturahmi antar warga dan perantau yang pulang kampung, tetapi juga memperkuat kekompakan masyarakat setempat.
Jenis ikan yang ditangkap selama tradisi ini adalah 'Gariang' atau Garing dan 'Kulari' atau Kelari. Ikan-ikan ini tidak hanya untuk dinikmati bersama keluarga, tetapi juga digunakan sebagai lauk pada nasi bungkus yang dibawa ke Masjid Jamiak pada puncak perayaan Maulid Nabi, yang akan dilaksanakan pada Selasa (17/9).
"Warga akan membawa nasi bungkus ke masjid, dengan ikan sebagai lauknya," tambah Salman.
Tradisi ini tidak hanya mempererat hubungan antar warga, tetapi juga berdampak positif pada perekonomian lokal. Pedagang yang berjualan di tepi sungai memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan pendapatan mereka.
Warga menggunakan berbagai alat tangkap tradisional, mulai dari senapan khusus untuk ikan hingga jala dan perangkap yang terbuat dari kayu dan bambu.
Salman menekankan bahwa dalam pelaksanaan tradisi ini, warga dilarang menggunakan racun atau setrum untuk menangkap ikan karena dapat berdampak buruk pada ikan-ikan kecil.
Riswandi, salah seorang warga Kuranji Hulu, menjelaskan bahwa ia dan rekan-rekannya membangun perangkap ikan tradisional yang dikenal sebagai Sukam selama empat hari.
"Alat tangkap ini mengarahkan aliran air sungai ke satu arah dengan ujung berbentuk air terjun kecil. Di bawah air terjun, kami menyusun kayu-kayu kecil untuk menangkap ikan," ungkap Riswandi.
Di sisi lain, Ramadhani menggunakan alat perangkap ikan yang disebut Lukah, terbuat dari bambu dan disusun sehingga ikan yang terperangkap tidak bisa keluar.
"Lukah ini dimasukkan ke dalam air dan ditutup dengan dedaunan agar ikan masuk dan berlindung di dalamnya. Kami akan mengangkat perangkap tersebut setelah ikan sudah banyak," tambah Ramadhani. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Konflik Harimau Sumatera di Agam Makin Menjadi-jadi, BKSDA Sumbar Tangani 3 Titik Sekaligus!
-
CEK FAKTA: RUU KUHAP Baru Bolehkan Aparat Tangkap Siapa Saja Tanpa Bukti, Benarkah?
-
Semen Padang FC Akhirnya Menang Usai Berkali-kali Kalah Beruntun, Kalahkan Persijap 2-1
-
900 Ijazah Tertahan di Bukittinggi, Ombudsman Sumbar Desak Sekolah Umumkan Pengambilan Gratis!
-
Bupati Limapuluh Kota Kaget Harga Ekstrak Gambir di India Melonjak: Harga dari Petani Sumbar Murah!