SuaraSumbar.id - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kecewa gara-gara salah satu kader seniornya, Marfendi, memutuskan maju sebagai calon Wali Kota Bukittinggi dalam Pilkada 2024 melalui Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Ummat. Langkah itu diambil Marfendi tanpa sepengetahuan partai yang telah membesarkan namanya.
"Wajar saja PKS kecewa, Marfendi sebelumnya adalah panutan, ia kader senior. Tapi ternyata berbuat di luar nalar. Sesuai keputusan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Sumbar, akan diberikan sanksi," ungkap Ketua Dewan Etik PKS Bukittinggi, Syaiful Effendi, Senin (2/9/2024).
Syaiful menjelaskan, DPW Sumbar telah menetapkan bahwa satu-satunya calon yang akan diusung PKS dalam Pilkada Bukittinggi adalah Ibnu Asis, Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Bukittinggi, yang berpasangan dengan Ramlan Nurmatias.
Namun, Marfendi, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Wali Kota Bukittinggi serta Ketua Majelis Pertimbangan Daerah (MPD) PKS, justru memilih untuk maju dengan dukungan partai lain.
PKS menegaskan bahwa proses penentuan sanksi terhadap Marfendi sedang berlangsung.
"PKS tidak pernah memberikan rekomendasi atau dukungan ia maju untuk Pilkada. Dalam prosesnya maju dari partai lain, harusnya kartu tanda anggota sudah dicabut," tegas Syaiful Effendi.
Syaiful juga mengungkapkan bahwa istri Marfendi, Nurna Erva Karmila, yang juga merupakan kader PKS dan baru saja dilantik sebagai Anggota DPRD Provinsi Sumbar, akan turut diproses terkait situasi ini.
"Itu juga akan kami proses. Kita tunggu bagaimana hasil dan keputusan dari DPW dalam waktu dekat," katanya.
Marfendi sebelumnya pernah menyampaikan kepada PKS bahwa dirinya tidak akan ikut dalam kontestasi politik di Bukittinggi. Namun, kenyataannya, ia justru mendaftar sebagai calon melalui partai lain.
"Mungkin secara tertulis memang tidak pernah ada perjanjian, namun secara lisan sudah beberapa kali dikatakan ke kami bahwa beliau tidak akan maju. Namun akhirnya malah mendaftar dari partai lain," ujar Syaiful.
Majunya Marfendi bersama Fauzan Hafidz dikhawatirkan bisa memecah suara pendukung PKS di Bukittinggi, menambah ketegangan internal di partai tersebut.
Sementara itu, Marfendi mengklaim telah mengirimkan surat pemberitahuan ke PKS terkait keputusannya untuk maju di Pilkada. "Ya sudah ya, surat pemberitahuan sudah dikirimkan. Namun tentu bagaimana keputusannya saya serahkan ke partai," ucap Marfendi saat mendaftar ke KPU Bukittinggi. (Antara)
Berita Terkait
-
Kapolri Listyo Persilakan Anggotanya Dilaporkan jika Tak Netral di Pilkada 2024
-
Pilkada Serentak Kian Dekat, Kemendagri Dorong Seluruh Pekerja Ad Hoc Terlindungi Jamsos
-
Cek DPT Pilkada 2024 Secara Online, Ini Langkah Mudahnya
-
3 Warna Surat Suara Pilkada 2024, Jangan Sampai Salah Coblos!
-
Cara Pindah Memilih di Pilkada 2024, Lengkap dengan Syarat dan Prosedurnya
Terpopuler
- Mees Hilgers Didesak Tinggalkan Timnas Indonesia, Pundit Belanda: Ini Soal...
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Miliano Jonathans Akui Tak Prioritaskan Timnas Indonesia: Saya Sudah Bilang...
- Denny Sumargo Akui Kasihani Paula Verhoeven: Saya Bersedia Mengundang..
- Elkan Baggott Kembali Tak Bisa Penuhi Panggilan Shin Tae-yong ke TC Timnas Indonesia
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Kapolda Sumbar Kembali Tegaskan AKP Dadang Tak Ganguan Mental: Sudah Mau Makan!
-
Masa Tenang Pilkada 2024, KPU Sumbar Larang Aktivitas Kampanye dan Survei
-
Bawaslu Agam Tertibkan APK di Masa Tenang Pilkada 2024
-
Kasus Penembakan Kasat Reskrim Solsel, Walhi Sebut Momen Berantas Kejahatan Lingkungan
-
BRI dan OPPO Kolaborasi Hadirkan OPPO Run 2024 di Bali