"Kalau produksi (BBM Solar) lebih banyak, tentu nelayan-nelayan di kampung kami tidak perlu lagi mengantre BBM di SPBU. Sekarang baru menghasilkan 80 liter Solar per tahun," kata lelaki 29 tahun itu.
Perlindungan Penyu
Selain berjuang memanfaatkan sampah plastik laut, Komunitas Rimba Peduli juga ikut menyelamatkan penyu, hewan laut yang habitatnya terancam punah dan sangat dilindungi di Indonesia. Gerakan penyelamatan penyu itu sudah berlangsung sejak 2021 lalu.
Reno mengatakan, gagasan penyelamatan penyu hadir karena banyaknya telur penyu yang tidak selamat akibat predator, termasuk ulah manusia. Menariknya, metode perlindungan penyu yang dijalankan Reno cukup unik.
Alih-alih melakukan penangkaran, Komunitas Rimba Peduli justru melindungi telur penyu di habitat aslinya dengan cara memagari area tersebut. Jika lokasi telur terlalu jauh dan sulit diawasi, maka dipindahkan ke tempat yang lebih aman yakni di pos pengawasan penyu di kawasan Pulau Marak.
Telur penyu tersebut dilindungi dengan pagar waring. Dengan begitu, predator tidak bisa mengganggunya hingga menetas. Namun, ada juga yang tidak sampai menetas karena diterjang ombak.
"Agak beda dengan konservasi biasa, kami merawat telurnya. Kalau sudah menetas, kami lepas kembali ke alamnya," katanya.
Langkah Reno dan komunitasnya dalam penyelamatan penyu awal ditolak sejumlah masyarakat yang biasa mengambil telur penyu untuk diperjual belikan. Mereka menilai gerakan itu mematikan mata pencaharian mereka. Berkat edukasi yang terus menerus diberikan, akhirnya program tersebut bertahan sampai hari saat ini.
"Masyarakat sudah menyadari bahwa penyu itu patut dilindungi. Sekarang tidak ada lagi pandangan miring terhadap penyelamatan penyu," katanya.
Kekinian, kata Reno, aksinya dalam menyelamatkan penyu juga mendapat perhatian dan dukungan langsung dari KKP. "Kami dibantu peralatan untuk konservasi penyu ini oleh KKP," katanya.
Rumah Pendidikan Lingkungan
Kontribusi Komunitas Rimba Peduli terhadap Nagari Sungai Pinang tak berhenti di sampah hingga penyelamatan penyu. Mereka juga menginisiasi Rumah Pendidikan Lingkungan. Tujuannya untuk menanamkan kecintaan anak-anak di kampung tersebut terhadap lingkungan. Kemudian, membekali mereka dengan pengetahuan merawat alam yang sesungguhnya.
Antoni Oktafrian mengatakan, sekitar 80 orang anak dengan rentang usia 7 hingga 13 tahun aktif belajar setiap hari di Rumah Pendidikan Lingkungan Rimba Peduli. Mereka dilatih berbagai keterampilan. Mulai dari cara memanfaatkan sampah plastik, membuat tempat pensil, hingga mengumpulkan sampah laut.
"Kami juga ajarkan anak-anak bahasa Inggris, termasuk kelas menari tradisional. Ada lima pengajar yang disediakan yayasan Komunitas Rimba Peduli untuk anak-anak Nagari Kampung Pinang," katanya.
Anak-anak itu belajar setiap hari mulai pukul 14.00 WIB hingga 16.00 WIB. Jika hari libur, mereka belajar dari pagi hingga sore hari, dengan tambahan kelas malam dari pukul 19.00 WIB hingga 20.30 WIB.
Tag
Berita Terkait
-
KKP Geruduk Halmahera Timur: Tambang Ilegal Disegel
-
KKP segel lahan reklamasi terminal khusus di Halmahera Timur
-
Protes Tanggul Viral, KTP Nelayan Cilincing Bakal Dicek, Wamen KKP: Mana Pendatang, Mana Warga Asli
-
DPR Dibuat Pusing: Komisi II Tanya Menteri ATR, Jawabannya 'Itu Tugas KKP'
-
Viral Tanggul Beton di Laut Cilincing, Ini Penampakannya
Terpopuler
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- Reaksi Kocak Amanda Manopo Ditanya Malam Pertama Usai Menikah: Kita Coba Hari Ini
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
5 Fakta Viral Sejoli Asal Lampung Hina Suku Jawa, Diamankan Warga hingga Berujung Begini
-
CEK FAKTA: Viral Video Seorang Pria Tewas Dimangsa Harimau, Benarkah?
-
CEK FAKTA: Sri Mulyani Diperiksa Bareskrim Polri, Videonya Beredar!
-
CEK FAKTA: Sjafrie Sjamsoeddin Umumkan Pajak Kendaraan Gratis hingga Akhir 2025, Asli atau Palsu?
-
Pemkab Solok Segel Glamping Maut di Alahan Panjang: Kami Sudah Peringatkan!