Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Minggu, 11 Agustus 2024 | 12:31 WIB
Istana Garuda IKN. [Suara.com]

SuaraSumbar.id - Nyoman Nuarta, perancang Istana Garuda IKN menjelaskan alasan di balik pemilihan warna dan material bangunan yang selama ini dianggap gelap dan beraura mistis. Dirinya menyebut perubahan warna kuningan menjadi hijau kebiruan adalah proses alami yang disebut patina.

"Warna kuningan di bagian depan akan berubah menjadi hijau, tergantung kondisi alam. Proses oksidasi secara perlahan akan mengubahnya menjadi biru toska," kata Nyoman, melansir Antara, Minggu (11/8/2024).

Selain itu, struktur bilah pada Istana Garuda terbuat dari baja tahan cuaca yang awalnya berwarna kemerahan. Namun, seiring berjalannya waktu dan terpapar cuaca, warnanya akan berubah menjadi lebih gelap dalam kurun waktu satu hingga dua tahun.

"Struktur bilahnya pertama berwarna kemerahan, tapi setelah terkena hujan dan cuaca, warnanya akan semakin gelap," ujarnya.

Dirinya mencontohkan seperti jembatan-jembatan di Amerika Serikat terutama yang di New York. Seringkali memiliki warna yang serupa dengan yang digunakan terhadap warna Istana Garuda IKN dan di Patung GWK Bali.

Rangka di belakang bilah dibuat dari material perforated, yaitu pelat baja berlubang yang juga tahan terhadap cuaca. Dirinya menegaskan bahwa material ini memiliki daya tahan hingga ratusan tahun.

Ia menyebut pilihan warna gelap pada Istana Garuda bukan tanpa alasan. Nyoman menghindari warna-warna mencolok seperti emas yang biasa digunakan pada bangunan mewah.

"Banyak orang terbiasa melihat warna-warna menyala seperti emas, tapi saya tidak ingin menggunakan warna seperti itu untuk Istana Garuda," ucapnya.

Rangka dalam Istana Garuda dibuat dengan sangat teliti dan cantik, menggunakan baja yang dibeli dari Krakatau Steel. Seluruh rangka dibuat khusus, bukan produk yang dibeli di pasaran.

"Rangka di dalam istana dibuat sendiri, tidak dibeli di toko. Kami menggunakan baja dari Krakatau Steel, dan semuanya dibuat secara khusus," jelasnya.

Nyoman juga menekankan pentingnya penggunaan produk lokal dalam proyek ini, sesuai dengan peraturan tentang Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Ia memastikan bahwa semua material yang digunakan memenuhi persyaratan TKDN, sebagai bentuk komitmen terhadap industri lokal.

"Kami mematuhi peraturan TKDN dengan menggunakan produk lokal dalam pembuatan Istana Garuda. Ini bukan proyek sembarangan, semuanya dilakukan dengan sangat hati-hati dan teliti," tegasnya.

Dengan segala perhatian terhadap detail dan pemilihan material yang tahan lama, Nyoman berharap Istana Garuda IKN tidak hanya menjadi bangunan yang indah secara estetika, tetapi juga memiliki daya tahan dan makna yang mendalam sebagai simbol nasional.

Selain itu, ia memilih representasi Garuda sebagai bentuk bangunan agar tidak ada kecemburuan dari berbagai daerah di Indonesia. Pasalnya Indonesia memiliki kurang lebih 1.300 suku.

Terkait bentuk Garuda yang nampak memeluk, ia menjelaskan bahwa hal itu mengandung filosofi untuk melindungi bangsa Indonesia.

Load More