SuaraSumbar.id - Jelang penurunan status dari level III (siaga) menjadi level II (waspada), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan sejumlah rangkaian aktivitas Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar).
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid mengatakan, secara visual dalam satu minggu terakhir 23-30 Juni 2024 Gunung Marapi terlihat jelas hingga tertutup kabut. "Asap kawah utama berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tipis hingga tebal dengan tinggi sekitar 100-300 meter di atas puncak," katanya, Selasa (2/7/2024).
Dalam periode yang sama Badan Geologi mencatat kegempaan gunung api itu didominasi oleh gempa hembusan, sedangkan gempa erupsi atau letusan terekam rendah. Lengkapnya, dua kali gempa letusan, 26 kali gempa hembusan, dua kali gempa vulkanik dangkal, enam kali gempa vulkanik dalam, 25 kali gempa tektonik lokal, 17 kali gempa tektonik jauh, dan tremor menerus dengan amplitudo 0,5-2 milimeter (mm).
"Dalam kurun waktu dua minggu terakhir aktivitas kedua gempa permukaan ini tergolong rendah," kata Wafid.
Kemudian, untuk nilai dv/v (variasi kecepatan seismik) dari data kegempaan Gunung Marapi hingga 30 Juni berada di sekitar nol yang diinterpretasikan tingkat stres atau tekanan pada tubuh gunung kembali berada dalam kondisi normal.
Demikian juga dengan nilai koherensi yang mencerminkan kondisi medium bawah permukaan saat ini mempunyai nilai yang tinggi (sekitar 0,8), yang menunjukkan kondisi medium dekat permukaan tubuh Gunung Marapi sudah kembali normal. Sebelum erupsi Januari 2023 dan Desember 2023 nilai dv/v dan koherensi juga mengalami penurunan.
Ia menambahkan secara deformasi data grafik tiltmeter di Stasiun Batupalano Kabupaten Agam masih melanjutkan kecenderungan penurunan (deflasi) baik pada sumbu tangensial maupun radial, yang mengindikasikan kecenderungan pengempisan pada tubuh Gunung Marapi.
Namun pada 2 Juli 2023 pukul 01.33 WIB gunung api 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) kembali erupsi, namun tinggi kolom abu tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,3 mm dan durasi sekitar 55 detik. (Antara)
Berita Terkait
-
Daftar 16 Gunung Api Mematikan dan Populer di Indonesia, Krakatau Paling Bahaya?
-
Kembali Erupsi, Gunung Marapi Lontarkan Batu Panas
-
Gunung Marapi Kembali Erupsi
-
Caleg DPRD Kota Padang Pasang Foto Senyum dan Logo Parpol di Karangan Bunga Korban Marapi
-
Ife, Korban Erupsi Gunung Marapi: Jadi Pendakian Pertama dan yang Terakhir
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
- Pemain Keturunan Purwokerto Tiba di Indonesia, Diproses Naturalisasi?
Pilihan
-
Daftar 5 Mobil Bekas yang Harganya Nggak Anjlok, Tetap Cuan Jika Dijual Lagi
-
Layak Jadi Striker Utama Persija Jakarta, Begini Respon Eksel Runtukahu
-
8 Rekomendasi HP Murah Anti Air dan Debu, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Fenomena Rojali dan Rohana Justru Sinyal Positif untuk Ekonomi Indonesia
-
5 Rekomendasi HP 5G Xiaomi di Bawah Rp 4 Juta, Harga Murah Spek Melimpah
Terkini
-
Kucing Emas Terjerat Perangkap Babi di Pasaman
-
Wanita Hamil Tujuh Bulan Ditangkap Edarkan Sabu di Pesisir Selatan Sumbar
-
Kecelakaan Kereta Minangkabau Ekspres Vs Avanza di Padang, Mobil Terseret Sejauh 200 Meter
-
Polresta Padang Kandangkan 140 Motor dalam Razia Balap Liar, Knalpot Brong dan STNK Target Utama!
-
Gunung Marapi Erupsi 46 Detik, Ancaman Lahar Dingin Tetap Mengintai!