SuaraSumbar.id - Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Sumatera Barat menilai bahwa bencana banjir bandang yang terjadi pada malam Sabtu (11/5/2024) di beberapa nagari di Kecamatan Limo Kaum adalah akibat langsung dari krisis lingkungan yang telah lama terjadi di daerah tersebut.
Menurut Tommy Adam, Kepala Departemen Advokasi Lingkungan Hidup WALHI Sumbar, curah hujan hanya menjadi pemicu, bukan penyebab utama.
Tommy menyatakan, degradasi ekologis, khususnya deforestasi yang terjadi selama dekade terakhir di Sumatera Barat, telah berkontribusi signifikan terhadap terjadinya banjir bandang.
"Kami melihat ini bukan sebagai bencana alam, melainkan sebagai bencana ekologis," ujarnya, Selasa (14/5/2024).
WALHI telah lama mengkritik penataan bangunan yang berada di sempadan sungai di Lembah Anai, namun tidak ada tindakan konkret dari pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut.
Lebih lanjut, Tommy menyoroti kurangnya upaya mitigasi dan sistem peringatan dini yang efektif dari pemerintah dan stakeholder terkait.
Menurutnya, sudah seharusnya ada analisis dan pemanfaatan data yang lebih baik untuk mengantisipasi dan mengurangi risiko bencana.
"Sayangnya, data dan analisis lingkungan yang ada tidak digunakan secara maksimal dalam upaya mitigasi bencana," katanya.
Dalam keadaan darurat saat ini, WALHI Sumbar mendesak pemerintah untuk memprioritaskan kebutuhan dasar masyarakat, seperti air bersih dan makanan, mengingat risiko kesehatan pasca bencana seperti diare yang dapat meningkat.
Tommy juga menekankan pentingnya upaya jangka panjang untuk mitigasi bencana, termasuk penataan ruang berbasis risiko bencana dan tindakan tegas terhadap pelaku usaha yang melanggar.
WALHI Sumbar menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan terus mendorong tindakan yang lebih berani dan terkoordinasi dari pemerintah untuk mencegah tragedi serupa di masa depan.
Kontributor : Rizky Islam
Berita Terkait
-
Operasi Pencarian Berlanjut di Galuang, Satu Korban Banjir Bandang Masih Hilang
-
Data Korban Meninggal Akibat Banjir Bandang di Nagari Parambahan
-
Cuma Punya yang Nempel di Badan, Korban Banjir Nagari Parambahan Butuh Pakaian
-
Banjir di Pasaman Barat Paksa Siswa SD Melakukan Ujian Akhir Sekolah di Masjid
-
Warga Nagari Sungai Manau Terisolasi, Jalan dan Jembatan Putus Pasca Banjir Bandang
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Gubernur Sumbar Desak Daerah Terdampak Bencana Segera Siapkan Lahan Huntara, Lokasi Harus Aman!
-
Korban Banjir Bandang di Agam Butuh 525 Huntara, Tersebar di 7 Kecamatan
-
Pembangunan 200 Unit Huntara Padang Pariaman Dimulai, Menko PMK: Ini Wujud Kehadiran Negara!
-
Soroti Krisis Nilai, Dinas Kebudayaan Sumbar Terus Perkuat Pelestarian Adat Minangkabau
-
Pembangunan Flyover Sitinjau Lauik Masuk Tahap Konstruksi, Ini Kata Gubernur Sumbar