Scroll untuk membaca artikel
Bernadette Sariyem
Senin, 13 Mei 2024 | 19:45 WIB
ILUSTRASI - Dampak bencana banjir bandang di Tanah Datar. [Dok.Antara]

SuaraSumbar.id - Sebanyak 252 murid dari SD 03 Koto Tuo, Ampek Koto, Agam, Sumatera Barat, terpaksa menjalani proses belajar mengajar di Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) terdekat, Senin (13/5/2024).

Itu setelah sekolah mereka rusak parah akibat banjir bandang.

Kondisi gedung sekolah yang tidak lagi layak pakai mendorong pihak sekolah untuk mencari lokasi sementara demi kelancaran kegiatan belajar mengajar.

Menurut Nurhasanah, seorang guru di SD 03 Koto Tuo, kegiatan belajar hanya dapat berlangsung hingga pukul 10.00 WIB karena keterbatasan ruangan dan fasilitas di MDA.

"Kami berusaha sebaik mungkin dalam kondisi yang ada," ucap Nurhasanah.

Kondisi bangunan sekolah yang sudah tidak layak dipaparkan Nurhasanah sebagai rusak berat, dengan sejumlah ruangan hancur diterjang pohon dan batu saat banjir.

"Total ada 13 ruangan kelas, tetapi yang tersisa hanya puing-puing," jelasnya.

Selain itu, peralatan sekolah seperti laptop, komputer, dan printer juga ikut rusak atau hilang terbawa banjir.

Banjir bandang di Koto Tuo tidak hanya berdampak pada kehilangan fasilitas pendidikan tapi juga menambah jumlah korban jiwa di Sumatera Barat, dimana per Senin, 13 Mei 2024, telah tercatat 43 orang meninggal dengan beberapa masih dalam pencarian.

Dalam situasi ini, pihak sekolah dan masyarakat setempat berharap agar bantuan dan perhatian lebih dapat diberikan untuk pemulihan kondisi pendidikan dan infrastruktur di wilayah terdampak.

Kontributor : Rizky Islam

Load More