Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Senin, 15 April 2024 | 17:09 WIB
Ilustrasi sakit telinga. (Pixabay)

SuaraSumbar.id - Berdasarkan pandangan agama Islam dan perspektif medis, telinga yang berdengung memiliki makna yang berbeda.

Sementara dokter mungkin mengaitkan telinga berdengung dengan masalah kesehatan, dalam Islam, hal tersebut dapat dianggap sebagai panggilan spiritual.

Dalam Islam, telinga yang berdengung dipercaya sebagai tanda bahwa Nabi Muhammad SAW sedang menyebut nama kita.

Oleh karena itu, saat telinga berdengung, umat Islam dianjurkan untuk menjawabnya dengan doa.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ذَكَرَهُ اللهُ مَنْ ذَكَرَنِيْ بِخَيْرٍ

Allâhumma shalli ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aali sayyidinaa muhammadin, dzakarahullaahu man dzakaranii bikhairin.

Artinya: “Hai Tuhanku, berilah shalawat dan sejahtera atas sayyidina Muhammad dan atas keluarga sayyidina muhammad. Semoga Allah menyebut dengan rahmat orang yang menyebutku dengan kebaikan.”

Doa tersebut bukan hanya sebagai ungkapan syukur atas kehormatan tersebut, tetapi juga sebagai permohonan akan rahmat dan keberkahan.

Doa yang dibacakan saat telinga berdengung mencerminkan penghargaan dan penghormatan terhadap Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan keturunannya. Hal ini menunjukkan kepatuhan dan cinta kepada ajaran Islam serta figur sentral dalam agama ini.

Namun, dari sudut pandang medis, telinga berdengung dapat menjadi indikasi masalah kesehatan, terutama jika disertai dengan rasa sakit atau perih.

Hal ini bisa menjadi pertanda adanya kerusakan pada gendang telinga atau masalah lainnya.

Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan gejala yang menyertai telinga berdengung dan berkonsultasi dengan dokter jika diperlukan.

Meskipun demikian, dalam dua dimensi ini, baik spiritual maupun kesehatan, penting untuk memperhatikan dan memberikan respons yang tepat terhadap telinga berdengung.

Dengan memperkuat iman dan menjaga kesehatan secara menyeluruh, kita dapat menjalani hidup dengan lebih seimbang dan bermakna.

Kontributor : Rizky Islam

Load More