SuaraSumbar.id - Hasil penelitian terbaru mengungkapkan bahwa seseorang yang durasi tidurya kurang dari lima jam dalam sehari, berisiko lebih besar terkena penyakit diabetes tipe dua, termasuk bagi yang telah menerapkan pola makan sehat.
Penelitian tersebut dilakukan tim peneliti dari Universitas Uppsala dan dipublikasikan di JAMA Network Open ini mengungkapkan risiko diabetes dari kekurangan tidur tidak cukup dicegah hanya dengan mengonsumsi makanan sehat.
"Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa durasi tidur yang singkat setiap hari secara berulang dapat meningkatkan risiko diabetes tipe dua, sementara kebiasaan diet sehat seperti makan buah dan sayuran secara teratur dapat mengurangi risikonya," kata anggota tim peneliti, Diana Noga, Rabu (6/3/2024).
"Namun, masih belum pasti apakah orang yang memiliki durasi tidur terlalu pendek dapat mengurangi risiko terkena diabetes tipe dua dengan makan sehat," katanya.
Penelitian ini menggunakan sampel data dari UK Biobank. Data ini berasal dari respon para peserta yang ditanya tentang kesehatan dan gaya hidup mereka dan dipetakan secara genetik.
Tim peneliti terus menindaklanjuti data dari para peserta ini selama lebih dari sepuluh tahun. Mereka menemukan bahwa durasi tidur antara tiga sampai lima jam memiliki kaitan dengan risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe dua.
Meskipun pola makan sehat dikaitkan dengan penurunan risiko, para peneliti mencatat bahwa individu yang menerapkan pola makan sehat tetapi memiliki durasi tidur kurang dari enam jam setiap hari masih menghadapi peningkatan risiko diabetes tipe dua.
"Temuan ini menunjukkan bahwa menerapkan diet sehat kemungkinan tidak mengurangi risiko diabetes tipe dua bagi mereka yang memiliki kebiasaan durasi tidur pendek," tulis tim peneliti dalam publikasi penelitiannya.
Anggota tim peneliti lainnya, Christian Benedict mengatakan hasil penelitian ini dapat dianggap sebagai sebuah pengingat bahwa jam tidur yang baik dapat memberikan manfaat bagi kesehatan.
Menurutnya, efek kurang tidur dapat bervariasi antar individu, tergantung pada sejumlah aspek seperti genetika dan kebutuhan tidur untuk masing-masing orang. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Bahaya Begadang saat Ramadan: Kurang Tidur, Kinerja Menurun?
-
Bahaya Kurang Tidur Berulang, Picu Peradangan Kronis hingga Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
-
Awas! Kurang Tidur Bikin Kenangan Buruk Menghantui
-
Dampak Mengerikan yang Dialami Seseorang Jika Kurang Tidur
-
Depresi dan Kurang Tidur Perparah Nyeri Haid, Ini Faktanya dan Wanita Wajib Tahu!
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
- Pemain Keturunan Purwokerto Tiba di Indonesia, Diproses Naturalisasi?
Pilihan
-
8 Rekomendasi HP Murah Anti Air dan Debu, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Fenomena Rojali dan Rohana Justru Sinyal Positif untuk Ekonomi Indonesia
-
5 Rekomendasi HP 5G Xiaomi di Bawah Rp 4 Juta, Harga Murah Spek Melimpah
-
Kisah Unik Reinkarnasi di Novel Life and Death are Wearing Me Out
-
10 Model Gelang Emas 24 Karat yang Cocok untuk Pergelangan Tangan Gemuk
Terkini
-
Kucing Emas Terjerat Perangkap Babi di Pasaman
-
Wanita Hamil Tujuh Bulan Ditangkap Edarkan Sabu di Pesisir Selatan Sumbar
-
Kecelakaan Kereta Minangkabau Ekspres Vs Avanza di Padang, Mobil Terseret Sejauh 200 Meter
-
Polresta Padang Kandangkan 140 Motor dalam Razia Balap Liar, Knalpot Brong dan STNK Target Utama!
-
Gunung Marapi Erupsi 46 Detik, Ancaman Lahar Dingin Tetap Mengintai!