SuaraSumbar.id - Ray Rangkuti, Direktur Lingkar Madani Indonesia, menyoroti dampak potensial dari isu dinasti politik Presiden Joko Widodo yang diangkat oleh media Amerika Serikat, The New York Times.
Artikel yang dipublikasikan pada 7 Januari 2024 tersebut mengeksplorasi kemungkinan pembentukan dinasti politik Jokowi melalui pencalonan anaknya, Gibran Rakabuming Raka, sebagai cawapres bersama Prabowo Subianto.
Rangkuti berpendapat, meskipun pemberitaan ini mungkin tidak berpengaruh signifikan terhadap elektoral pasangan calon nomor urut 2, Prabowo dan Gibran, ia menyatakan bahwa isu tersebut dapat mempengaruhi citra Jokowi di kancah internasional menjadi buruk.
Lebih lanjut, Rangkuti menyebut bahwa isu ini juga bisa mempengaruhi WNI pemilih yang tinggal di luar negeri.
Dalam konferensi pers Survei Nasional Peta Elektoral Pemilu 2024 yang diadakan oleh Galidata.id di Jakarta, Rangkuti mengutarakan pandangannya.
"Meskipun di dalam negeri mungkin tidak terpengaruh, citra Jokowi di luar negeri dan dampaknya pada pemilih Indonesia di luar negeri perlu dipertimbangkan," kata dia dikutip hari Jumat (12/1/2024).
Selain itu, Rangkuti juga menyoroti beberapa indikator lain yang menggambarkan dinamika politik saat ini.
Ia mengamati kurangnya minat terhadap gimmik 'gemoy' dari Prabowo dan peningkatan intensitas gerakan mahasiswa yang menolak politik dinasti.
Menurutnya, gerakan mahasiswa ini sangat efektif dalam menyebarkan isu anti-dinasti dan antinepotisme.
Baca Juga: 1 Jam Pidato, Megawati Tak Sekali pun Sebut Nama Jokowi, Justru Mengkritik Penguasa
Rangkuti juga mengomentari strategi kampanye pasangan capres-cawapres lain yang menargetkan generasi Z, menunjukkan bahwa antusiasme generasi muda dalam kampanye politik dapat diinterpretasikan sebagai kecenderungan mereka untuk menolak politik dinasti.
Pemberitaan The New York Times tentang potensi dinasti Jokowi melalui pencalonan Gibran Rakabuming Raka mencerminkan kekhawatiran tentang konflik kepentingan, terutama setelah Mahkamah Konstitusi, yang dipimpin oleh pamannya, Anwar Usman, mengubah batas usia minimal untuk capres atau cawapres.
Kekhawatiran ini bertambah dengan pernikahan Anwar Usman dengan adik Jokowi, Idayati, yang mungkin menimbulkan konflik kepentingan lebih lanjut.
Kontributor : Rizky Islam
Berita Terkait
-
1 Jam Pidato, Megawati Tak Sekali pun Sebut Nama Jokowi, Justru Mengkritik Penguasa
-
Megawati Diamkan Pembangkangan Jokowi Pengaruhi Elektabilitas Ganjar - Mahfud
-
Jokowi Tak hadiri HUT ke-51 PDIP, Ketua DPC Padang: Sudah Ada Sinyal Beberapa Hari Sebelumnya
-
Jokowi Tak Juga Kirim Video Ucapan HUT ke-51 PDIP, Ganjar Prabowo: Dia Lupa Kali
-
Survei JRC: Elektabilitas Prabowo - Gibran Tembus 50 Persen
Terpopuler
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
Terkini
-
Kasus WN Malaysia Nur Amira di Sumbar Bakal Dibawa ke Konjen Malaysia Medan
-
CEK FAKTA: PLN Sebar Token Listrik Gratis Rp 250 Ribu di Oktober 2025, Asli atau Palsu?
-
CEK FAKTA: Elon Musk Tewas dalam Kebakaran di Burj Khalifa, Videonya Viral!
-
CEK FAKTA: Viral Video Hujan Api di Kamboja, Benarkah?
-
Imigrasi Sumbar Ungkap Nasib WN Malaysia Punya Anak di Payakumbuh: Bisa Jadi WNI, Ini Syaratnya!