SuaraSumbar.id - Menstruasi yang dimulai sebelum menginjak usia 13 tahun dikaitkan dengan peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2 di usia paruh baya.
Selain itu, menstruasi pada usia dini, terutama sebelum usia 10 tahun juga dikaitkan dengan peningkatan risiko terkena stroke sebelum usia 65 tahun pada penderita diabetes.
Hal ini berdasarkan penelitian di Amerika Serikat yang diterbitkan dalam British Medical Journal (BMJ) Nutrition Prevention & Health. Temuan para peneliti setelah menganalisis data lebih dari 17.000 wanita berusia antara 20 dan 65 tahun.
Para peneliti dari Universitas Tulane dan Rumah Sakit Brigham dan Wanita di AS mengatakan bahwa penelitian ini bersifat observasional, mereka tidak dapat menentukan penyebab di balik hubungan ini.
"Usia yang lebih dini pada [siklus menstruasi pertama] mungkin menjadi salah satu indikator awal kehidupan dari lintasan penyakit kardiometabolik pada wanita," katanya melansir Antara, Jumat (8/12/2023).
Dari wanita yang diteliti, sekitar 10 persen atau 1.773 melaporkan diagnosis diabetes tipe 2. Sebanyak 11,5 persen dari jumlah itu atau 203 melaporkan beberapa jenis penyakit kardiovaskular, demikian temuan para peneliti.
Mereka menghitung peningkatan risiko diabetes tipe 2 karena mulai menstruasi pada awal kehidupan sebesar 32 persen (periode pada usia 10 tahun atau sebelumnya), 14 persen pada usia 11 tahun dan hingga 29 persen yang menstruasi di usia 12 tahun.
"Salah satu penjelasan potensial adalah bahwa perempuan terpapar estrogen dalam jangka waktu yang lebih lama, dan menstruasi dini dikaitkan dengan kadar estrogen yang lebih tinggi," ucap para peneliti.
Berat badan bisa menjadi faktor penting lain yang mempengaruhi hasil, karena ketika mereka menyesuaikan data dengan berat badan, hubungan yang diamati antara usia pertama kali siklus menstruasi dan komplikasi stroke sedikit melemah, meski tetap signifikan.
Temuan ini mendukung kemungkinan bahwa usia menstruasi pertama dapat dimasukkan ke dalam strategi awal kehidupan untuk mencegah diabetes dan perkembangan komplikasi diabetes.
"Temuan ini menambah dimensi lain terhadap faktor-faktor penentu risiko kardiometabolik yang kurang dipahami, khususnya pada wanita yang relatif kurang terwakili dalam bidang penelitian ini," kata Sumantra Ray, Direktur Eksekutif NNEdPro Global Center for Nutrition & Health.
Berita Terkait
-
Presiden Prabowo Sambut Langsung Kunjungan Bill Gates ke Indonesia
-
Terungkap! Rokok Sebabkan Kerusakan Genetik Anak, Pemerintah Diminta Tegas Terapkan PP Kesehatan
-
Manfaat di Balik Chuka Wakame, Salad Rumput Laut di Restoran Sushi yang Bikin Nagih
-
Investasi Kesehatan Terbaik: Mengapa Imunisasi Penting untuk Generasi Emas Indonesia?
-
Dinobatkan Jadi Smart Hospital, Inovasi Layanan Kesehatan Berbasis Teknologi Kini Hadir di Serang
Terpopuler
- Welcome Back Timnas Indonesia Elkan Baggott, Patrick Kluivert Lempar Kode
- Olok-olok Sepak Bola Indonesia, Erick Thohir 'Usir' Yuran Fernandes
- Ramadhan Sananta Umumkan Mau Pensiun dari Sepak Bola
- Pupus Harapan Pascal Struijk untuk Bela Timnas Indonesia Lawan China
- 10 Sunscreen Favorit Tasya Farasya: Murah Meriah dan Ampuh Lindungi UV
Pilihan
-
Mengenal Ritual Buddha Tantrayana pada Kremasi Murdaya Poo di Bukit Dagi Borobudur
-
Puspo Wardoyo Menangkan Gugatan Perdata di PN Solo, Objek Dinilai Hakim Tak Jelas
-
Tak Hadir di Sidang Mediasi Kasus Dugaan Ijazah Palsu, Jokowi Buka Suara
-
DPR Cecar Dirut Garuda Soal "Gelombang" Eks Karyawan Lion Air Bergaji Tinggi
-
6 Rekomendasi HP Murah RAM Besar Tahun 2025, Harga di Bawah Rp3 Juta
Terkini
-
Bus ALS Terguling di Padang Panjang Tak Berizin, Total Korban 34 Orang dan 12 Tewas!
-
Kasus Polisi Tembak Polisi Solok Selatan: Terdakwa Target Kasat dan Kapolres, Terancam Hukuman Mati!
-
Kumpulan Link DANA Kaget Terbaru 7 Mei 2025, Buruan Klaim Saldo Ratusan Ribu!
-
Lowongan Kerja BAZNAS Sumbar Mei 2025: Cek Posisi dan Syarat Lengkapnya di Sini
-
Tragis! Hilang 2 Hari, Jasad Petani Agam Mengambang di Sungai