SuaraSumbar.id - Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), kembali terpapar kabut asap dan abu vulkanik dari erupsi Gunung Marapi, Selasa (5/12/2023).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, abu vulkanik Gunung Marapi mengarah ke sisi barat daya dari puncak gunung yang meliputi Kota Bukittinggi, Kabupaten Agam, Padang Panjang, dan sebagian Tanah Datar.
"Berbeda dengan hari pertama erupsi. Hari ini hujan abu seperti kotoran ketombe pekat memenuhi langit Bukittinggi, semoga tidak berlangsung lama," kata seorang warga Bukittinggi, Nurhayati (30).
Warga tampak mengenakan masker dan memilih tidak keluar rumah sesuai imbauan pemerintah daerah setempat sejak Gunung Marapi mengalami erupsi pada Minggu (3/12/2023).
"Kondisi udara tidak sehat. Saat ini kami lebih banyak berdiam di rumah," kata warga lainnya, Ningsih (34).
Kabut asap dan abu vulkanik ini bersumber dari erupsi Gunung Marapi yang terjadi Selasa pagi, yang tercatat oleh Petugas Gunung Api (PGA) dengan amplitudo maksimum 25.1 milimeter dan durasi 1 menit 20 detik.
Wali Kota Bukittinggi Erman Safar juga mengimbau warga agar memperketat penggunaan masker dan pengaman lainnya pada masa erupsi Gunung Marapi.
"Kami imbau warga agar tidak keluar rumah dulu. Petugas BPBD dan lainnya sedang melakukan pembersihan material hujan abu karena erupsi Gunung Marapi, termasuk di lokasi Jam Gadang," ujarnya.
"Jika berada di luar ruangan, carilah tempat perlindungan, gunakanlah masker, sapu tangan, atau pakaian untuk menutup mulut dan hidung dari abu erupsi," kata Erman.
Dampak atau bahaya abu vulkanik utamanya akan mengganggu pernapasan khususnya pada anak, orang tua, dan orang dengan penyakit paru-paru, seperti asma. (Antara)
Berita Terkait
-
Daftar 16 Gunung Api Mematikan dan Populer di Indonesia, Krakatau Paling Bahaya?
-
Heboh Cekcok Bawaslu Bukittinggi dengan Tim Anies Baswedan Saat Bagi-bagi Kalender di Pasar, Ini Biang Keroknya
-
Kembali Erupsi, Gunung Marapi Lontarkan Batu Panas
-
Gunung Marapi Kembali Erupsi
-
Ife, Korban Erupsi Gunung Marapi: Jadi Pendakian Pertama dan yang Terakhir
Tag
Terpopuler
- Keponakan Megawati jadi Tersangka Kasus Judol Komdigi, PDIP: Kasus Alwin Jabarti Kiemas Contoh Nyata Politisasi Hukum
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Hukum Tiup Lilin Dalam Islam, Teganya Geni Faruk Langsung Padamkan Lilin Ultah saat Akan Ditiup Ameena
- Kevin Diks: Itu Adalah Ide yang Buruk...
- Sebut Jakarta Bakal Kembali Dipimpin PDIP, Rocky Gerung: Jokowi Dibuat Tak Berdaya
Pilihan
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
-
Jangan Lewatkan! Amalan Malam Jumat untuk Perlindungan dari Fitnah Dajjal
-
Setelah Pilkada, Harga Emas Antam Meroket Jadi Rp1.513.000/Gram
-
Mempelajari Efektivitas Template Braille pada Pesta Demokrasi
Terkini
-
Soroti Kasus Tambang Ilegal di Solok Selatan, Anggota DPR Rahmat Saleh: Jangan Menimbulkan Perpecahan di Internal APH!
-
Ramlan Nurmatias Klaim Menangkan Pilkada Bukittinggi 2024: Kita Tunggu Hasil Resmi KPU!
-
PDIP Cetak Hattrick di Pilkada Dharmasraya, Alex Indra Lukman: Ini Bukti Kepercayaan Masyarakat!
-
Dugaan Politik Uang di Pilkada Kota Payakumbuh 2024, Tim Supardi-Tri Venindra Lapor Bawaslu!
-
Mahyeldi-Vasko Menang Telak di Pilgub Sumbar 2024: Tunggu Real Count!