Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Senin, 07 Agustus 2023 | 17:02 WIB
Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan. [Suara.com/B Rahmat]

SuaraSumbar.id - Sebanyak 18 orang ditangkap Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Barat (Sumbar) saat pemulangan paksa ratusan masyarakat Air Bangis, Pasaman Barat, telah dibebaskan.

Mereka yang ditangkap terdiri dari lima orang masyarakat Air Bangis, empat aktivis mahasiswa dan selebihnya adalah praktisi hukum.

"Yang diamankan kemarin itu tidak ada tanda mereka jadi provokator. Akhirnya semuanya dibebaskan setelah ditahan 1×24 jam," kata Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan, Senin (7/8/2023).

Hasil dari pemeriksaan, kata Dwi, 4 mahasiswa yang ditangkap mengaku sedang dalam tugas pembuatan skripsi. Sementara praktisi hukum hanya melakukan pengawasan jalannya kepulangan demonstran.

Baca Juga: Rekam Jejak Gubernur Sumbar Mahyeldi, Didemo Warga Air Bangis Soal Proyek Strategis Nasional

"Namun kita berhasil menggali beberapa informasi dari 18 orang yang kita periksa. Nanti akan dikembangkan seiring berjalannya kasus," ungkapnya.

Kemudian terkait dugaan intimidasi terhadap wartawan yang melakukan peliputan saat pemulangan demonstran, Dwi mengaku sedang melaku penyelidikan.

"Konflik pemulangan kemarin akan diselidiki, termasuk penyelidikan ke dalam internal kita. Apa yang salah kita akan perbaiki," katanya.

Termasuk dugaan pemukulan oleh salah seorang oknum polisi kepada wartawan, pihaknya juga sedang memetakan sejauh mana bentuk pelanggannya.

"Yang penting jangan ada pemukulan. Maka bagi siapa yang merasa dipukul, silahkan dilaporkan," pungkasnya.

Baca Juga: Tak Kecam Aksi Kekerasan ke Warga Air Bangis Sumbar, Komnas HAM Justru Desak Polri Lakukan Investigasi

Sebelumnya diberitakan, pemulangan paksa dilakukan setelah pihak kepolisian maupun pemerintahan tidak melakukan peneguran secara kekeluargaan.

Namun masyarakat tetap tidak mau pulang dengan alasan tuntutan yang mereka sampaikan belum ada kejelasan hitam diatas putih.

Terlihat dihalaman Masjid Raya Sumbar, polisi terus stand by sejak pagi hingga sore dengan fasilitas lengkap. Kericuhan bermula ketika masyarakat dipaksa keluar dari dalam Masjid Raya.

Sebelum terjadi kericuhan, petugas kepolisian baik yang berpakaian dinas maupun sipil meminta para demonstran untuk naik ke bus yang telah disediakan sejak siang itu.

Saat itu terdengar teriakan penolakan dari sejumlah demonstran saat menaiki bus. Sehingga kericuhan tak dapat terelakkan, namun para demonstran tetap dikawal masuk ke dalam bus.

Kontributor : B Rahmat

Load More