Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Minggu, 21 Mei 2023 | 14:28 WIB
Nelayan membersihkan ikan mati dari keramba jaring apung (KJA) di Danau Maninjau, Nagari Sungai Batang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Sabtu (19/11/2022). [ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/rwa]

SuaraSumbar.id - Sebanyak 15,2 ton ikan keramba jaring apung di Danau Maninjau, Sumatera Barat (Sumbar), mati. Hal ini menyebabkan kerugian petani mencapai Rp 380 juta.

"Kematian ikan bertambah di Jorong Pantas, Nagari Tanjung Sani sekitar 200 kilogram," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam, Rosva Deswira melansir Antara, Minggu (21/5/2023).

Sebelumnya kematian ikan terjadi di Nagari Bayua sekitar 15 ton tersebar di 35 petak keramba jaring apung milik 13 petani pada Senin 15 Mei 2023. Setelah itu, kematian ikan berlanjut di Nagari Tanjung Sani setelah kejadian di Nagari Bayua.

Akibat kejadian itu, petani mengalami kerugian sekitar Rp380 juta, karena harga ikan tingkat pasaran mencapai Rp 25 ribu per kilogram.

Baca Juga: Liga 1 Gunakan VAR, Erick Thohir Ungkap Misi Tingkatkan Kualitas Kompetisi

"Ikan yang mati itu berbagai ukuran mulai berupa bibit dan siap panen," ungkapnya.

Dirinya mengaku kematian ikan itu dampak dari angin kencang disertai curah hujan cukup tinggi pada Minggu 14 Mei 2023.

Kondisi itu mengakibatkan terjadinya pembalikan air dari dasar ke permukaan danau, sehingga oksigen berkurang di dasar danau.

Setelah itu ikan menjadi pusing dan beberapa jam setelah kejadian itu langsung mati dan mengapung ke permukaan.

"Penyuluh perikanan masih melakukan pendataan ikan yang mati dampak dari kekurangan oksigen itu," katanya.

Baca Juga: Sebut Tak Mau Punya Rambut Pirang, Karina aespa: Jadi Makin Rusak!

Load More