Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Kamis, 13 April 2023 | 18:22 WIB
Ilustrasi kaca pecah. [shutterstock]

SuaraSumbar.id - Video kaca bus perusahaan otobus SAN retak gegara ditembak orang tak dikenal (OTK), viral di media sosial. Peristiwa itu terjadi di Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan (Sumsel). Bus SAN ini membawa penumpang rute Kota Bukittinggi-Bengkulu.

Direktur Utama Perusahaan Otobus SAN, Kurnia Lesani Adnan menjelaskan, insiden yang terjadi terhadap armada bus SAN bukan ditembak seperti narasi video yang beredar.

Namun, kata Sani, kaca bus pecah akibat dilempar batu oleh orang tidak dikenal. Insiden itu seminggu lalu, akan tetapi video baru viral belakangan.

"Itu bus bukan ditembak, dilempar batu oleh pengendara motor yang berlawanan arah. Mungkin yang bikin video menganggap ditembak karena suaranya keras," ujar Sani, Kamis (13/4/2023).

Baca Juga: BUS AKAP SAN Padang-Bengkulu Ditembak OTD di Jalinsum Rupit, Begini Faktanya

Ia mengakui kawasan itu sangat rawan dan sering terjadi aksi pelemparan batu. Pasca insiden pelemparan, kru bus SAN langsung melapor ke polsek setempat.

"Kami sudah melapor ke polsek setempat. Karena memang kami PO SAN ada standar operasional prosedur, kalau ada kejadian seperti itu kami wajib lapor ke aparat hukum di daerah tersebut, harus ada surat keterangannya," ungkapnya.

Meskipun telah dilaporkan, menurut Sani, belum ada tindak lanjut atas kejadian ini. Ia menyayangkan lambatnya proses penanganan.

"Sampai aparat penegak hukum tidak bisa mencari (pelaku) bahkan tidak peduli. Beda sama (yang dialami) kereta api. Kalau kereta api dilempar batu pasti ketemu pelakunya," sesalnya.

Sani mengatakan, dari insiden pelemparan batu tersebut tidak ada korban jiwa baik dari penumpang maupun kru bus SAN. Sebab, kaca depan bus berlapis.

Baca Juga: Bagi Perantau Minang, Berikut Jadwal dan Rangkaian Acara di Festival Muaro Padang 2023

Ia meminta pemerintah setempat dan aparat menyikapi serius insiden pelemparan batu terhadap bus antar kota antar provinsi ini. Apalagi masa mudik dan balik lebaran segera dimulai.

"Ini penyakit masyarakat. Pada saat Ramadhan ini, itu dari usai magrib sampai usai salat tarawih, rentan pelemparan batu, sampai subuh. Banyak anak-anak iseng, ada juga orang mabuk. Kemarin yang kami alami, kami tidak tahu dari orang mana," jelasnya.

"Apa sikap dari pemerintah? kami tidak hanya meminta ke polisi saja, kepada pihak yang bertanggungjawab. Karena menurut hemat kami ini sudah penyakit masyarakat. Bukan orang motif perampokan semata," sambung Sani.

Maraknya pelemparan batu, kata Sani, masyarakat jadi trauma memanfaatkan moda transportasi angkutan darat. Dampak akan sangat besar dialami oleh para pelaku usaha perusahaan otobus.

"Orang jadi trauma naik transportasi darat. Yang jelek jadi kami. Apabila bus dilempar, kena penumpang, kami yang dituntut. Padahal kami yang korban," pungkasnya.

Kontributor: Saptra S

Load More