SuaraSumbar.id - Perbedaan pilihan demokrasi merupakan sebuah kewajaran. Atas dasar itu, perlu kedewasaan berpolitik menghadapi Pemilu 2024 agar perpecahan dalam berbangsa dan bernegara tidak terjadi.
Hal itu dinyatakan Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas RI (IKAL) Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar di sela-sela Dialog Kebangsaan bertema "Peran Strategis Sumatera Barat Dalam Penguatan Demokrasi untuk mewujudkan Ketahanan Nasional, Padang, Jumat (25/11/2022).
"Perbedaan dalam demokrasi adalah sebuah keniscayaan karena itu perlu kedewasaan dalam menyikapinya agar tidak muncul perpecahan terutama menjelang Pemilu 2024," katanya.
Jika tidak dewasa memahami demokrasi, kata Agum, pelaksanaan Pemilu 2024 berpotensi rawan. Semua unsur, termasuk alumni Lemhanas berkewajiban memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang sikap yang benar dalam berdemokrasi.
Baca Juga: Agum Gumelar Setuju Bila Iwan Bule Tak Mundur Jadi Ketua PSSI: Bentuk Tanggung Jawab
"Silahkan berbeda pilihan saat pemilu 2024, tapi setelah pemimpin terpilih maka perbedaan itu selesai. Harus kembali bersatu," katanya.
Isu-isu perpecahan, radikalisme, inteleransi dan semacamnya akan tumbuh subur di Indonesia jika salah dalam memahami cara berdemokrasi.
Sementara itu, Deputi Pengkajian Lemhanas Reni Mayerni mengatakan, awal kemerdekaan adalah tempat belajar tentang keberagaman karena tokoh bangsa yang muncul dari daerah itu memiliki paham yang beragam. Ada nasionalis, paham kanan, paham kiri juga ada.
Karena itu ia menilai masyarakat Sumbar sudah cerdas dan paham betul tentang keberagaman.
"Tidak ada pertentangan yang sangat runcing terjadi di Sumbar karena keberagaman itu. Hal ini harus dipelihara ke depan," katanya.
Ia menilai Pemilu 2024 yang prosesnya sudah dimulai pada 2023 adalah ujian berat. Karena itu ia mengajak semua pihak untuk cerdas menyampaikan narasi termasuk di media agar bisa bisa memberikan pendidikan kepada masyarakat supaya lebih cerdas dalam bernegara dan berpolitik.
Kepala Kesbangpolinmas Sumbar, Jefrinal Arifin mengatakan masyarakat Sumbar sejatinya telah mengenal sistem demokrasi sejak berabad-abad lalu. Masyarakat sebenarnya sudah cerdas, namun ternyata isu memecah belah seperti intoleransi, radikalisme tetap diarahkan pada daerah ini.
"Kami mendorong pemangku adat, orang berilmu dan ulama yang disebut tigo tungku sajarangan bisa meningkatkan perannya kembali karena sistem adat di Sumbar memiliki pengaruh besar dalam tatanan kehidupan dan sosial," katanya.
Sementara itu, anggota DPRD Sumbar yang juga alumni Lemhanas angkatan 60, Zulkenedi Said menegaskan pihaknya menginisiasi dialog kebangsaan itu dengan mengundang seluruh alumni angkatan 60 Lemhanas ke Padang untuk memperlihatkan kondisi di lapangan.
"Bisa dilihat bahwa isu negatif tentang intoleransi atau radikalisme di Sumbar itu tidak benar. Itu hanya isu untuk memecah belah," katanya.
Berita Terkait
-
Gubernur Lemhannas Ungkap Pilkada Aceh dan Papua Paling Rawan Konflik, Ini Sederet Pemicunya!
-
Sosok Mertua Taufik Hidayat Bukan Orang Sembarangan, Pantas Istri Disanjung Miliki Aura Pejabat
-
Taufik Hidayat: Mantu Jenderal Pernah Kapok di Pemerintahan, Kini Mau Masuk Kabinet Prabowo?
-
Dukung Penuh Nilai Kebangsaan, Brantas Abipraya Ikut Serta Pelatihan Pemantapan di Lemhannas
-
Kena Cibir Ganjar, Pangkat Luhut, Wiranto, dan Agum Gumelar Kelewat Sangar!
Terpopuler
- PIK Tutup Jalan Akses Warga Sejak 2015, Menteri Nusron: Tanya Maruarar Sirait
- Honda PCX Jadi Korban Curanmor, Sistem Keyless Dipertanyakan
- Lolly Banjir Air Mata Penuh Haru saat Bertemu Adik-adiknya Lagi: Setiap Tahun Saya Tidak Pernah Tahu...
- Ketajaman Jairo Beerens: Bisa Geser Posisi Romeny, Struick hingga Jens Raven
- Tangis Indro Warkop Pecah Dengar Ucapan Anak Bungsu Dono Soal HKI: Ayah Kirim Uang Sekolah Walau Sudah Tiada!
Pilihan
-
Akhiri Piala Asia U-20 2025: Prestasi Timnas Indonesia U-20 Anjlok Dibanding Era STY
-
Bak Bumi dan Langit! Indra Sjafri Redup, Dua Orang Indonesia Ini Bersinar di Piala Asia U-20 2025
-
Megawati Hangestri Cetak 12 Poin, AI Peppers Tekuk Red Sparks 3-0
-
Pekerjaan Terakhir Brian Yuliarto, Mendikti Saintek Baru dengan Kekayaan Rp18 M
-
Sanken Tutup Pabrik di RI Juni 2025
Terkini
-
Strategi Songket PaSH Tingkatkan Penjualan: Terus Hadirkan Inovasi dan Adaptasi Pasar
-
Terungkap! Mayat Perempuan dalam Karung di Tanah Datar Pelajar MTSN, Bernama Cinta dan Bertato di Lengan Kiri!
-
Misteri Mayat Perempuan dalam Karung di Tanah Datar: Leher Bekas Dicekik, Punggung Bekas Dicakar!
-
Geger Penemuan Mayat Perempuan dalam Karung, Dibuang di Pinggir Jalan Tanah Datar!
-
Gunung Marapi Erupsi Lagi, Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 700 Meter