SuaraSumbar.id - Hasil Survei dari Indikator Politik Indonesia menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat tidak setuju dengan kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh Pemerintah pada 3 September lalu. Survel tersebut dilakukan dalam rentang 13-20 September 2022.
"Ini memang kebijakan yang tidak populer, jadi total mencapai 87,6 persen masyarakat yang tidak setuju dengan kebijakan kenaikan harga BBM," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, Minggu (2/10/2022).
Sangat jarang suatu kebijakan cepat sekali diketahui publik selain daripada kebijakan kenaikan BBM. "Jadi, 96,6 persen warga dari Aceh sampai Papua itu sudah tahu, jadi cepat sekali," ucapnya.
Dia menyebut bahwa sekitar 38,8 persen warga tahu rata-rata harga BBM di Indonesia saat ini termasuk paling murah di dunia, kemudian lebih banyak yang cukup atau sangat percaya pula bahwa memang rata-rata harga BBM di Indonesia saat ini termasuk paling murah di dunia.
Baca Juga: Mahasiswa Sumenep "Jual" Gedung DPRD, Kesal Dewan Tak Serius Bela Rakyat Saat Pemerintah Naikkan BBM
Namun, kata Burhanuddin, dari dua kelompok yang tahu atau tidak tahu bahwa harga BBM domestik lebih murah ketimbang harga di sejumlah negara lain, secara umum masyarakat tetap menolak kebijakan kenaikan harga BBM.
"Bedanya di kalangan yang tidak tahu penolakannya jauh lebih tinggi daripada yang tahu. Meskipun tahu, sebanyak 82 persen menolak kenaikan BBM. Akan tetapi, jika dibanding dengan yang tidak tahu harga BBM kita lebih murah, itu penolakannya 91,2 persen," katanya.
Lebih lanjut, hasil survei menunjukkan meski harga BBM dunia mengalami peningkatan, lebih banyak publik yang berpendapat bahwa Pemerintah harus berupaya agar harga BBM tidak naik walau harus menambah utang, yakni sebesar 58 persen.
"Yang penting bagaimana respons Pemerintah dalam memitigasi dampak kenaikan harga BBM, termasuk potensi inflasi. Kalau Pemerintah mampu memitigasi inflasi akibat dampak kenaikan harga BBM setidaknya kebijakan yang tidak populer ini bisa diantisipasi," ujarnya.
Mayoritas publik yakni sebanyak 60,4 persen juga berpendapat lebih sesuai jika Pemerintah memberikan subsidi harga barang sehingga lebih terjangkau dan bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat ketimbang subsidi tunai langsung yang diberikan hanya kepada kelompok masyarakat yang membutuhkan.
Burhanuddin menyebut mayoritas publik berpendapat bahwa hal yang harus dilakukan Pemerintah untuk mengurangi dampak kenaikan harga BBM ialah menurunkan harga bahan makanan pokok sebesar 29,5 persen, memberikan bantuan sosial bagi warga miskin sebesar 25,7 persen, dan menaikkan upah minimum sebesar 10,6 persen.
"Mayoritas, 59,8 persen menilai bantuan tunai dari Pemerintah tersebut tidak tepat sasaran. Sementara itu, mayoritas merasa dirinya berhak menerima bantuan tunai tersebut," paparnya.
Survei dari Indikator Politik Indonesia ini dilakukan dengan populasi survei yang terdiri atas warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dalam pemilu, yakni mereka yang berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Pengambilan sampel dengan metode multistage random sampling yang diikuti sebanyak 1.200 responden. Wawancara secara tatap muka dengan margin of error sekitar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (Antara)
Berita Terkait
-
Minta Masyarakat Tak Pusing Soal Kenaikan BBM, Bupati Karanganyar Malah Dirujak Warganet
-
Hari Ini! Mahasiswa akan Demo di DPRD dan Kantor Gubernur Jatim, Tolak Kenaikan Harga BBM
-
Pedagang Sembako Curhat Harga Beras Melambung Tinggi Gegara BBM Naik, Warganet: Ini yang Dikhawatirkan
-
BLT BBM Mulai Disalurkan di Kota Tegal, Warga Penerima Curhat: Sebenarnya Tidak Cukup
-
Demo Mahasiswa Nyaris Robohkan Pagar Balai Kota Surabaya, Eri Cahyadi Dipaksa Ikut Tolak Kenaikan Harga BBM
Terpopuler
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Simon Tahamata Kasih Peringatan Program Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Terancam Gagal
- Ketegaran Najwa Shihab Antar Kepergian Suami Tuai Sorotan: Netizen Sebut Belum Sadar seperti Mimpi
Pilihan
-
LG Mundur, Danantara Investasi di Proyek Baterai Kendaraan Listrik Bareng CATL
-
Profil Pembeli SPBU Shell di Seluruh Indonesia: Citadel dan Sefas
-
Bareskrim Nyatakan Ijazah SMA dan Kuliah Asli, Jokowi: Ya Memang Asli
-
Gaji Dosen di Indonesia vs Malaysia vs Singapura, Negeri Ini Paling Miris!
-
Bimo Wijayanto Dipilih Prabowo Jadi Bos Pajak Baru, Sri Mulyani: Yang Tabah Pak Suryo!
Terkini
-
Sapi Kurban Presiden Prabowo untuk Padang Pariaman Hasil Inseminasi Buatan, Beratnya 930 Kg!
-
5 Link DANA Kaget Terbaru 23 Mei 2025, Klaim Cepat-cepat Sebelum Terlambat!
-
Industri Ekspor Terancam Tarif AS, Penguatan Ekonomi Domestik Jalan Satu-satunya!
-
Kisah Inspiratif: Wanita Tangguh Kembangkan Bisnis Kelor dengan Bantuan KUR BRI
-
Selamat! Nomor HP Kamu Dapat Saldo Gratis, Klik 8 Link DANA Kaget Aktif Hari Ini