Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Sabtu, 06 Agustus 2022 | 13:03 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. [Dokumentasi]

SuaraSumbar.id - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan, terorisme merupakan kejahatan kemanusiaan dan sama sekali tidak berkaitan dengan ajaran agama.

"Apa pun alasannya, semua ajaran agama menolak aksi teror. Jadi aksi terorisme tidak bisa berlindung di balik agama," kata Moeldoko melansir Antara, Sabtu (6/8/2022).

Moeldoko mengajak semua pihak untuk tetap mengingat aksi-aksi terorisme yang terjadi di Indonesia. Hal itu penting dilakukan agar terus terbangun kewaspadaan terhadap segala bentuk ancaman gangguan keamanan.

"Saya sepakat kita harus memaafkan aksi-aksi terorisme. Tapi jangan pernah melupakan peristiwa tersebut agar kita selalu waspada," katanya.

Baca Juga: Shin Tae-yong Akan Kembali Pertengahan Agustus, Agenda Ini Menunggunya

Moeldoko menyampaikan sejak peristiwa teror bom JW Marriot 2003, pemerintah telah mengadopsi pendekatan "Whole of Government" untuk melawan terorisme, mulai dari hulu dengan pendidikan hingga hilir melalui penindakan.

Secara regulasi, kata Moeldoko, pendekatan itu diperkuat dengan penerbitan UU Nomor 5/2018 dan Perpres No 7/2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstemisme Berbasis Kekerasan.

Merujuk kajian LAB45 pada 2021, Moeldoko menyebut tren serangan teror secara konsisten menurun sejak 2000. Nilai agregat pada Global Terrorism Index juga turun, dari angka 6,55 pada 2021 menjadi 5,5 pada 2022.

"Nilai lebih rendah, berarti lebih baik. Ini hasil kerja keras pemerintah dan semua pihak dalam melawan terorisme. Pemerintah tidak bekerja sendiri," katanya.

Ia memastikan negara hadir untuk para korban aksi terorisme. Ia mencontohkan pembayaran kompensasi kepada 215 korban terorisme dan ahli waris dari 40 peristiwa terorisme masa lalu nilainya mencapai Rp 39 miliar.

Baca Juga: Catat! Ini 20 Titik Kantong Parkir Closing Ceremony ASEAN Para Games 2022 di Stadion Manahan Malam Nanti

Load More