SuaraSumbar.id - Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto menyebutkan bahwa Sumatera Barat (Sumbar) harus dibangun dengan cara pandang geopolitik, khususnya yang bermuara pada teori pemikiran geopolitik Soekarno terhadap ketahanan nasional.
Hal itu disampaikan Hasto dalam Orasi Ilmiah berjudul "Eksistensi Pemikiran Geopolitik Soekarno untuk Ketahanan Nasional" kepada wisudawan ke-127 Universitas Negeri Padang (UNP), Minggu (3/7/2022). Menurutnya, Sumbar pernah dirancang sebagai pintu gerbang kemajuan Indonesia di Samudera Hindia.
"Atas model kepemimpinan ini, Soekarno membangun koridor strategis kemajuan nusantara. Sumatera Barat misalnya, dirancang sebagai pintu gerbang kemajuan Indonesia di Samudera Hindia. Sebab Soekarno mencita-citakan, bagaimana Indonesia hadir sebagai 'the major power' di Samudera Hindia," katanya.
Menurutnya, koridor strategis Sumbar itu menyatu dengan konsepsi untuk menjadikan wilayah Sulawesi sebagai lumbung pangan Indonesia; Sumatera Pusat Perkebunan; Jawa sebagai pusat pendidikan, jasa, dan kekuatan TNI Angkatan Darat; Kalimantan sebagai Ibukota negara dan sekaligus pusat kekuatan Angkatan Udara; dan Indonesia Timur sebagai pusat kekuatan Angkatan Laut dan industri Maritim.
Dengan melihat potensi yang begitu besar di Sumatera Barat, lanjut Hasto, maka hegemoni kekuatan pertahanan Indonesia guna menjaga keamanan laut di Samudera Hindia menempatkan Sumatera Barat sebagai kawasan yang sangat penting dan strategis.
"Pertanyaannya, mengapa Soekarno membangun doktrin agar Indonesia menjadi negara terkuat di Kawasan Samudera Hindia? Hal tersebut tidak terlepas dari kepemimpinan intelektual yang telah menjadi bagian kultur Minang, mengingat Pola Pembangunan Semesta Berencana dipimpin oleh Prof Moh Yamin," papar Hasto dalam siaran persnya.
Hasto lalu membeberkan bagaimana dalam peta geopolitik di kawasan Indo-Pasifik, Samudera Hindia menjadi pusat pertarungan hegemoni negara-negara maju. AS membangun 13 pangkalan militer. Inggris, Australia, Malaysia dan Singapura membentuk aliansi pertahanan.
Bagi India, Samudera Hindia dipandang sebagai jalur transportasi yang hangat. Bagi Tiongkok, kawasan ini juga sangat penting dengan menjadikan Myanmar sebagai pintu gerbang kepentingan Tiongkok di Samudera Hindia. Dari perspektif geo-ekonomi, Samudra Hindia merupakan kawasan dimana 70 persen jalur perdagangan dunia berada. Di kawasan ini menjadi jalur utama minyak dan gas bumi.
"Dengan demikian, Samudera Hindia secara geopolitik, geostrategi dan geo-ekonomi sangatlah penting bagi kepentingan nasional Indonesia. Karena itulah Sumatera Barat harus dikembangkan dalam cara pandang geopolitik," tegas Hasto.
Lalu bagaimana Sumatera Barat dengan pandangan geopolitik Soekarno tersebut dapat secepatnya mengejar ketertinggalannya dan bergerak progresif bagi kemajuan bangsa? Hasto mengatakan kuncinya adalah cara pandang dan kepemimpinan strategis yang "outward looking".
"Guna mewujudkan hal tersebut, nilai-nilai yang hidup sebagai bagian dari 'strategic culture' seperti Tungku Tigo Sajarangan, sangatlah penting untuk membangun keunggulan dengan bertindak keluar," ujar Pria asal Yogyakarta ini.
Dalam misi inilah Universitas Negeri Padang memiliki tugas sejarah, yakni bagaimana mempercepat transformasi kemajuan melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mengedepankan riset dan inovasi.
"Hanya dengan cara itulah kepemimpinan Sumatera Barat bagi Indonesia dan dunia dapat digelorakan kembali," kata Hasto.
Dia pun mengingatkan tokoh agama, tokoh adat dan tokoh cendekiawan berperan penting untik6 bersama-sama menggelorakan semangat kemajuan.
"Semoga dengan kesadaran geopolitik tersebut, seluruh semangat untuk maju dan menjadi pemimpin diantara bangsa-bangsa dapat dikobarkan di Bumi Minang ini. Di sinilah Universitas Negeri Padang dengan seluruh jejaring alumninya memiliki tugas yang sangat penting. Bangun kemajuan dengan menjadi terbaik dimulai dari penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi," demikian Hasto Kristiyanto. (Antara)
Baca Juga: Hasto Sebut Sumbar Dirancang Soekarno Sebagai Pintu Gerbang Kemajuan Indonesia di Samudera Hindia
Berita Terkait
-
Realisasi Inflasi Sumbar pada Mei Tertinggi di Sumatera
-
Polisi Bakal Periksa Andre Rosiade Terkait Dugaan Penipuan Mahar Politik Libatkan Wabup Solok
-
684 Bencana Alam Terjadi di Sumatera Barat
-
Ratusan Rombongan Moge Harley Davidson 'Serbu' Istano Basa Pagaruyuang, Gubernur Sumbar Bilang Begini
-
Uji Coba Beli BBM Subsidi Pakai MyPertamina di SPBU Bukittinggi, Warga Mengeluh: Sangat Ribet, Mending Pakai KTP
Terpopuler
- Terpopuler Sepak Bola: 9 Pemain Dicoret, Timnas Indonesia Gak Layak Lolos Piala Dunia 2026
- 7 Mobil Bekas Senyaman Innova: Murah tapi Nggak Pasaran, Mulai Rp70 Jutaan, Lengkap dengan Pajak
- 9 Mobil Bekas Murah Tahun Muda di Bawah Rp100 Juta, Kabin Nyaman Muat 8 Penumpang
- 5 Moisturizer Lokal Terbaik 2025, Anti Mahal Kualitas Setara Brand Internasional
- 10 Rekomendasi Mobil Bekas Budget Rp50 Jutaan, Irit Bahan Bakar dan Performa Oke!
Pilihan
-
7 Rekomendasi Cushion Terbaik BPOM, Tahan Lama Skin Barrier Terjaga
-
11 Kode Redeem FF Hari Ini 3 Juni 2025, Token SG2 dan Jersey Terbaru Siap Klaim
-
7 HP Samsung Murah Rp1 Jutaan Terbaik 2025: Ada Kamera 50 MP, Baterai Tahan Lama
-
5 Rekomendasi HP Samsung Rp1 Jutaan Terbaik Juni 2025, Super Murah Performa Mewah
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
Daftar 6 Link DANA Kaget Terbaru, Klaim Nomor HP Keberuntunganmu Sekarang Juga!
-
5 Penyebab Ketertarikan Pasangan Memudar Usai Menikah, Pengantin Baru Wajib Tahu!
-
Alasan Ombudsman Sumbar Kawal Ketat Audit Kasus Pasien Meninggal Diduga Ditolak RSUD Rasidin Padang
-
Wagub Sumbar Sorot Kasus Kematian Pasien Diduga Ditolak RSUD Rasidin: Jangan Terulang Lagi!
-
Duh! Sesama Dokter Residen di Padang Diduga Selingkuh, Dilaporkan Suami ke Polda Sumbar