Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Kamis, 23 Juni 2022 | 17:15 WIB
Seorang wanita memegang uang kertas poundsterling Inggris dalam foto ilustrasi yang dibuat pada 30 Mei 2022. [Dok.Antara]

SuaraSumbar.id - Biaya hidup yang melonjak tinggi mendorong sebagian warga Inggris untuk berjudi dan berinvestasi dengan mata uang kripto. Hal ini dilakukan agar dapat memenuhi kebutuhan.

Hal itu dinyatakan lembaga sosial yang menangani pecandu judi, Kamis (23/6/2022).

Menurut GamCare, pihaknya banyak menerima telepon dari penerima bantuan sosial yang berjudi dan berharap menang agar bisa menutupi kebutuhan, tetapi mereka kalah taruhan.

Lembaga itu melaporkan beberapa orang yang telah pulih dari kecanduan kini berjudi lagi karena tekanan finansial.

Baca Juga: Stop Ikut Judi Online, Legislator DPR RI Ingatkan Ancaman Jerat Pidana UU ITE

Masyarakat di Inggris, salah satu dari tujuh negara maju dalam G7, tengah menghadapi tingginya angka inflasi yang mencapai 9,1 persen pada Mei, rekor tertinggi dalam 40 tahun terakhir.

Bank sentral Inggris, Bank of England, telah memperingatkan bahwa inflasi dapat menembus angka 11 persen pada Oktober.

Sebuah survei dengan 4.000 lebih responden oleh GamCare dan dirilis pada Kamis menunjukkan 46 persen di antaranya mengaku khawatir dengan kondisi keuangan mereka.

Lebih dari separuh responden mengaku telah berjudi dalam 12 bulan terakhir dan sebagian besar dari mereka kehilangan uang.

"Para penasihat di layanan bantuan kami mendengarkan bahwa biaya hidup sedang mempengaruhi perilaku berjudi, khususnya di kalangan mereka yang telah pulih (dari kecanduan)," kata Anna Hemmings, kepala eksekutif GamCare.

Baca Juga: Pasar Kripto Global Sedang Anjlok, Begini Kata Analis

"Kami juga tahu tim kami mendengar lebih banyak orang yang mencari bantuan terkait perdagangan kripto," katanya.

Orang-orang yang membeli Bitcoin dengan poundsterling enam bulan lalu dan berharap bisa memenuhi kebutuhan hidup telah kehilangan 55 persen dari investasi mereka hingga Kamis.

GamCare mengatakan 43 persen penjudi bermasalah telah berinvestasi di mata uang kripto, 25 persen di antaranya mengaku ingin berinvestasi lebih banyak lagi untuk menutupi kerugian.

Sebagai perbandingan, hanya ada 7 persen dari total investor kripto yang ingin menanamkan uangnya lebih banyak pada mata uang digital itu. (Antara/Reuters)

Load More