SuaraSumbar.id - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah mengomentari pernyataan Ketua MUI Sumbar, Buya Gusrizal Gazahar yang menyayangan Mahyeldi ikut-ikutan membawa tanah dan air untuk prosesi ritual adat di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Menurut Mahyeldi, apa yang dilakukannya bersama para gubernur se Indonesia adalah wujud penyatuan.
"Saya tidak tau dimana unsur ritualnya, yang saya jalani itu, sama halnya saat mau bangun gedung. Masing-masing bawa satu menyumbang ini itu," katanya, dikutip dari Covesia.com - jaringan Suara.com, Selasa (15/3/2022).
Politisi PKS itu mengatakan, makna ritual itu telah disampaikan Presiden Jokowi saat berpidato di IKN. Mahyeldi juga mengatakan bahwa masyakat Kalimantan Timur adalah masyarakat yang religius. Pengalaman agama juga kuat dan juga banyak ulama di sana.
Baca Juga: Soal Big Data yang Dilontarkan Luhut, Benny K Harman Singgung Pelanggaran Berat Konstitusi
"Gubernur yang hadir ada lulusan Madinah, yakni gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor yang juga religius," ujarnya.
Jika dinilai melanggar tauhid Mahyeldi mengatakan tidak tahu itu."Saya tidak tahu itu, biar orang yang menilai," katanya.
Sebelumnya, Ketua MUI Sumbar, Buya Gusrizal Gazahar pun mengomentari hal tersebut. Dia menyesalkan sikap Gubenur Sumbar yang begitu saja mematuhi perintah Presiden Jokowi untuk membawa tanah dan air dari beberapa tempat di Sumatera Barat.
"Saya tidak setuju dengan ritual tersebut. Dalam ritual seperti itu terkandung keyakinan yang tak bersesuaian dengan aqidah tauhid," katanya.
“Sikap pemimpin seperti itu, bisa ditiru oleh masyarakat awam. Tidak bisa ritual seperti itu dilokalisir dalam ranah budaya semata. Sebab, dalam Islam, seluruh tindakan dan perbuatan akan diminta pertanggungjawabannya kelak. Alasan dan niat yang menjadi landasan perbuatan, sangat menentukan kedudukan ritual itu dalam tinjauan syariat Islam,” tegasnya lagi.
Baca Juga: Para Tokoh Adat Kalimantan Minta Hal Ini Saat Jokowi Kemah di Titik Nol IKN: Segera Dibangunkan
Menurut Buya Gusrizal, alasan sebatas simbolik juga tidak bisa diterima karena tidak ada alasan rasionalnya. Menurutnya, ritual seperti itu tidak memiliki landasan keyakinan dari Islam.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Marc Marquez akan Temui Presiden Jokowi di Istana Merdeka Besok, Ini Agendanya
-
Unggah Foto Suasana Kemah di Titik Nol IKN Nusantara, Instagram Jokowi Banjir Doa dari Warganet
-
Rute Parade MotoGP Jakarta Besok, Marc Marquez dkk akan Bertemu Jokowi Sebelum Iring-iringan
-
Ungkapan Suku Asli yang Merasa Dilewatkan Ketika Jokowi Berkemah
-
Amien Rais Kembali Kuliti Presiden Jokowi, Disebut Lakukan Tiga Macam 'Pembunuhan'
Tag
Terpopuler
- 5 Rekomendasi HP Samsung Murah Rp2 Jutaan: RAM Gede, Kamera Terbaik
- Cari Mobil Bekas Harga Rp35 Jutaan? Ini Rekomendasi Terbaik, Lengkap dengan Spesifikasinya!
- Dulu Hanya Sultan yang Sanggup, Kini Jadi Mobil Bekas Murah: Ini Deretan Sedan Mewah Kelas Atas
- 8 Mobil Bekas Murah 7 Seater Rp60 Jutaan, Pajaknya Lebih Murah dari Yamaha XMAX
- 5 HP Redmi Murah RAM 8 GB, Harga Sejutaan di Mei 2025
Pilihan
-
Risih Gembar-gembor 2 Periode, Prabowo Ingin Beri Kesan Tak Ambisius Kekuasaan
-
Waduh! Menkes Budi Sebut Orang Bergaji Rp5 Juta Enggak Sehat dan Enggak Pintar
-
10 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Jutaan: Kabin Lapang, Keluaran Tahun Tinggi
-
Puan Tolak Relokasi Warga Gaza, PCO: Pemerintah Cuma Mau Mengobati, Bukan Pindahkan Permanen
-
Wacana 11 Pemain Asing di Liga 1 Dibandingkan dengan Saudi Pro League
Terkini
-
Kumpulan 5 Link DANA Kaget Aktif Terbaru, Hati-hati Penipuan Tautan Saldo Gratis!
-
Erupsi Gunung Marapi 2 Kali Beruntun, Warga Agam dan Bukittinggi Dikejutkan Getaran hingga Dentuman!
-
Nomor HP Kamu Beruntung Dapat Saldo Gratis! Buruan Klaim 10 Link DANA Kaget Terbaru di Sini
-
Pemandian Ilegal Mega Mendung Lembah Anai Dibuka Lagi, Pemprov Sumbar Didesak Bertindak Tegas!
-
Buruan Cek Nomor HP Kamu! Kejutan DANA Kaget Setiap Hari, Ini 5 Link Resmi Saldo Gratis