Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Jum'at, 11 Februari 2022 | 20:34 WIB
Ilustrasi pistol memuntahkan proyektil peluru. [shutterstock]

SuaraSumbar.id - Seorang jurnalis Meksiko ditembak mati di Negara Bagian Oaxaca pada Kamis (10/2/2022). Peristiwa itu menjadi insiden terbaru dalam serangkaian kematian jurnalis yang memicu anggota dewan Amerika Serikat menekan Meksiko agar meningkatkan perlindungan.

Polisi menyebutkan korban adalah jurnalis independen dari NoticiasWeb Heber Lopez. Dia diserang di studio rekaman miliknya.

Menurut Jaksa Agung Oaxaca, dua orang telah diamankan terkait kasus tersebut meski penyelidikan masih berlangsung.

Lopez yang bekerja di kota pelabuhan Salina Cruz pernah mendapat ancaman pembunuhan pada 2019, seperti dilansir sejumlah media lokal.

Baca Juga: Kerap Menulis Kasus Korupsi, Jurnalis Ditembak Mati di Meksiko

Direktur RCP Noticias Rodolfo Canseco kepada Reuters mengatakan, jurnalis itu kerap menulis tentang politik dan korupsi di kalangan pemerintah daerah.

Kematiannya menjadi yang terbaru dalam serangan terhadap jurnalis di Meksiko dalam beberapa pekan terakhir. Selama Januari saja, tiga jurnalis dan satu pekerja media tewas dan seorang mantan jurnalis juga tewas pada Sabtu malam.

Senator AS Tim Kaine dan Marco Rubio pada Selasa mendesak Meksiko agar berbuat lebih banyak untuk melindungi awak media. Mereka mengkritik Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador lantaran mengecam para pengkritiknya di media.

Menurut kelompok HAM Article 19, sekitar 145 jurnalis di Meksiko tewas selama 2000-2021, menjadikan negara itu sebagai salah satu tempat paling mematikan di dunia bagi pekerja pers.

Lewat Twitter, Article 19 meminta program federal Meksiko yang melindungi jurnalis untuk menghubungi "kontak anggota keluarga, kerabat dan rekan (Lopez) secepat mungkin guna memberikan langkah perlindungan yang diperlukan". (Antara/Reuters)

Baca Juga: Jurnalis Meksiko Kembali Menjadi Korban Penembakan, Sudah 145 Wartawan yang Tewas dalam 10 Tahun Terakhir

Load More