SuaraSumbar.id - Pandemi Covid-19 nyaris melumpuhkan semua sektor penghidupan masyarakat. Jutaan karyawan dirumahkan sejak virus corona mewabah di Indonesia. Tak sedikit pelaku usaha kecil hingga pengusaha besar terpaksa gulung tikar.
Meski tertatih di tengah melambatnya pergerakan ekonomi bangsa, masih ada pelaku usaha kecil yang kokoh bertahan. Bahkan, omzetnya melambung naik sejak awal pandemi Covid-19 mewabah pada tahun 2020 lalu.
"Alhamdulillah omzet naik. Kalau terdampak pastilah, tapi kami tak putus asa begitu saja," kata Yusrizal, salah seorang pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar), Minggu (24/10/2021).
Bujangan 29 tahun itu adalah pengrajin Batik Tulis Salingka Tabek yang bermarkas di Jorong Bawah Duku, Nagari Kotobaru, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok. Usaha membatik dengan khas batik tanah liek (liat) asli Solok itu telah digelutinya sejak 2017 silam.
Lulusan D3 komputer itu blak-blakan menyebut usaha membatiknya tidak merasakan betul dampak pandemi Covid-19 dalam hal pendapatan. Justru sebaliknya, orderan batiknya malah bertambah-tambah.
Yusrizal memutar otak agar sanggar produksi batiknya terus menggeliat. Dia tak ingin larut dengan pandemi yang membatasi semua aktivitas. Mau tidak mau, semua pelaku usaha hari ini, termasuk Yusrizal, harus 'berdamai' dengan pandemi Covid-19 yang entah kapan akan berakhir.
"Agar tidak vakum, tentu saja kita harus memperbarui cara pemasaran di tengah covid yang semuanya dibatasi, lebih-lebih tatap muka," katanya.
Yusrizal pun menggencarkan sosialisasi produksinya lewat promosi online, khususnya media sosial Facebook dan Instagram. Tak saja menjajal produk, dia juga menawarkan program edukasi ke sanggar Batik Tulis Salingka Tabek.
"Misalnya ada yang berkunjung satu atau dua orang, itu saya promosikan lewat medsos. Nah, dari informasi itulah banyak yang datang ke sini. Akhirnya, proses jual beli berjalan terus dan kami tetap produksi," katanya.
Baca Juga: Fantastis, Di 2020 Transaksi e-Commerce Indonesia Capai Rp 266,3 Triliun
Upaya Yusrizal ternyata manjur. Sanggar produksi batiknya nyaris tak pernah sepi saat pandemi Covid-19. Pesanan pun datang bertubi-tubi. Bahkan omzetnya pun naik sejak pandemi melanda.
"Omzet tahun 2020 hanya sekitar Rp 162 juta. Tahun ini alhamdulillah lebih dari Rp 200 juta. Ini omzet per tahun ya, bukan per bulan," katanya.
Menurut Yusrizal, bagi pelaku UMKM yang bergerak di produksi apa pun, tidak ada jalan terbaik saat pandemi ini, kecuali 'berlayar' di pasar online. Sebab, interaksi masyarakat mayoritas hari ini berada di ujung jari dan itu terjadi setiap hari.
Di sisi lain, pasang surut memproduksi batik telah dialami Yusrizal yang merintis usahanya dengan modal Rp 350 ribu itu. Mulai dari cemooh orang kampung, sampai larangan dari orang tua. Dia terus berjalan hingga akhirnya kini menjadi rujukan daerah lain.
"Hampir semua kabupaten dan kota di Sumbar sudah berkunjung ke sini untuk studi tiru. Ciri khas produksi batik kami yaitu tanah liatnya. Jadi, kain itu direndam dalam tanah. Motifnya diukir manual alias tradisional dan hasilnya kayak motif baju batik era 70 an," kata Yusrizal.
Khusus untuk batik tanah liat, Yusrizal membanderol harga paling rendah Rp 485 ribu per potong untuk sarung dan selendang. Sedangkan harga batik cat paling rendahnya Rp 150 ribu hingga Rp 500 ribu.
Berita Terkait
-
Apa Itu e-commerce: Pengertian, Jenis, Ciri dan Contohnya
-
Pemerintah Batasi Impor Produk di Shopee dan Lazada, Ini Kategorinya
-
Bazaar Klaster Mantriku, Komitmen BRI Kembangkan UMKM
-
Dorong Geliat UMKM, BRI Gelar Bazaar Klaster Mantriku
-
50 Persen Produk di Lazada dan Shopee Impor, Pemerintah 'Paksa' Tutup
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
Terkini
-
900 Ijazah Tertahan di Bukittinggi, Ombudsman Sumbar Desak Sekolah Umumkan Pengambilan Gratis!
-
Bupati Limapuluh Kota Kaget Harga Ekstrak Gambir di India Melonjak: Harga dari Petani Sumbar Murah!
-
Galaxy Z Flip7 dan Gemini AI, Solusi Praktis Naikan Level Bisnismu
-
Harimau Sumatera Makin Mengganas di Agam, Ternak Warga Dimangsa dalam Kandang!
-
Apa Bahaya Rahim Copot? Dokter Sebut Perempuan Tak Lagi Bisa Punya Anak