SuaraSumbar.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan bahwa potensi pasar game di Indonesia mencapai Rp 24 triliun.
Menurutnya, potensi tersebut perlu dikembangkan untuk menarik manfaat sebesar-sebesarnya bagi Indonesia.
"Game industry ini menurut saya sangat penting. Kemarin sudah kami rapatkan dan game ini rupanya mempunyai market hampir Rp24 triliun, tahun ini saja. Ini 97 persennya kita impor," katanya dalam peresmian Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) Kaltim di Samarinda, yang dipantau secara daring dari Jakarta, Selasa (12/10/2021).
Luhut menuturkan, dalam rapat beberapa waktu lalu, pemerintah siap untuk mendorong industri game bisa maju secara ekonomi dan harus memiliki konten positif.
"Kemarin sudah kami rapatkan, bandwidth-nya akan kami kecilkan, jadi semua buatan dalam negeri," katanya.
Konten game, lanjut Luhut yang juga Ketua Tim Gernas BBI, diharuskan memiliki konten budaya Indonesia, misalnya soal Pancasila, kebersamaan hingga kenegaraan.
"Karena dalam UU mengenai game ini juga sudah disebutkan bahwa harus diisi konten mengenai Pancasila, kebersamaan, dan kenegaraan, UUD 45 dan sebagainya. Itu menyatukan kita," imbuhnya.
Luhut juga ingin game tidak sekadar membuat candu tetapi harus juga mendidik. "Dan game jangan menjadi addict yang merusak anak kita tapi justru mendidik dan membangun persatuan, kesatuan, seperti open mind, open heart, open will. Itu yang kita dorong dengan pesan-pesan kebersamaan, kita bisa hidup berbeda tapi tidak perlu berkelahi," imbuhnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengusulkan komponen digital, seperti game online, bisa masuk dalam penghitungan sebagai salah satu komponen penyusun total kandungan dalam negeri (TKDN).
Baca Juga: Luhut Minta Potensi Game di Indonesia yang Mencapai Rp 24 Triliun Harus Diisi Pancasila
"Sesuai dengan visi Presiden Joko Widodo yaitu harus ada transformasi ekonomi menuju Industri 4.0, kita juga harus mengakselerasi pertumbuhan industri digital. Karena itu saya mengusulkan produk digital bisa menjadi perhitungan TKDN sehingga karya digital anak negeri bisa masuk, dikenal dan akhirnya digunakan," ujar Wamendag beberapa waktu lalu.
Penghitungan terhadap berapa persen komponen nasional selama ini memang hanya didasarkan pada komponen fisik, tambahnya, untuk produk handphone misalnya, komponen yang dihitung adalah kaca, IC, cassing dan lain-lain. Sementara program yang terkandung dalam handphone itu sendiri tidak dihitung.
Industri digital di Tanah Air sangat berkembang dan merupakan industri yang sangat produktif dari segi ekonomi, penyerapan tenaga kerja dan sebagainya.
"Karena itu, masuknya komponen digital dalam perhitungan TKDN akan bisa mengakselerasi kreativitas anak negeri dalam mengembangkan industri digital," kata Wamendag. (ANTARA)
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
-
Penipuan Pencairan Dana Hibah SAL, BSI: Itu Hoaks
Terkini
-
5 Sabun Cuci Muka untuk Memutihkan Wajah, Paling Ampuh dan Harga Terjangkau
-
5 Body Lotion Kolagen Murah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Kencang dan Lembap!
-
Citra Satelit Ungkap Hulu Sungai Rusak Parah, Diduga Pemicu Longsor di Sumbar
-
Pejabat Dharmasraya Ditahan Kejari, Diduga Korupsi Anggaran Daerah
-
Menteri PU Usulkan Rp 13 Triliun untuk Rekonstruksi Sumbar, Target Percepatan Penanganan Bencana