SuaraSumbar.id - Dokter spesialis Patologi Anatomi RS Dharmais, dr Evlina Suzanna, Sp.PA menyebutkan bahwa minum susu rutin selama seminggu atau bahkan sebulan tak akan membersihkan paru-paru seorang perokok yang rusak akibat kebiasaan merokoknya.
"Tidak ada hubungannya minum susu selama seminggu, dua minggu, sebulan dengan pembersihan paru," katanya, dikutip dari Antara, Kamis (26/7/2021).
Menurutnya, merokok merusak saluran dan kantung udara kecil (alveoli) di paru-paru. Evlina mengatakan, kerusakan yang terjadi bisa mencapai DNA dan perlu waktu sekitar 30 tahun untuk membebaskan DNA ini dari efek buruk akibat merokok.
"Jadi, apabila seseorang telah merokok berat atau ringan itu nanti membebaskan DNA ini dari efek rokok itu berpuluh-puluh tahun," kata dia yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) itu.
Merokok termasuk faktor utama risiko terjadinya kanker paru. Seorang perokok berpeluang 20-50 kali lebih tinggi terkena kanker ini dibandingkan mereka yang tidak merokok. Merokok juga menjadi penyebab 80 persen kematian akibat kanker.
Data dari laman Johns Hopkins Medicine memperlihatkan, merokok cerutu 5 batang sehari berisiko terkena kanker paru-paru yang sama besarnya dengan merokok dengan rokok biasa satu bungkus sehari.
Sementara itu, merokok pasif bukannya bebas dari risiko kanker. Data menunjukkan, seringnya terpapar asap rokok dari perokok aktif ini meningkatkan risiko terkena kanker paru 20-30 persen.
Di Indonesia, data Global Cancer Statistic (Globocan) tahun 2020 menunjukkan, angka kejadian kanker paru meningkat dari sebelumnya 30.023 pada tahun 2018, menjadi 34.783 pada tahun 2020.
"Angka insiden di tanah air mulai terjadi pada usia 35 tahun kemudian meningkat 4 kali lipat dan berkali lipat sampai usia 60 tahunan," tutur Evlina.
Baca Juga: Paru-paru Perokok Bersih Setelah Minum Susu Seminggu, Ini Kata Dokter
Dari sisi gejala, mereka yang terkena kanker paru umumnya merasakan gejala seperti batuk, sakit dada, sesak napas, mengi, infeksi paru-paru berulang, suara serak, pembengkakan leher dan wajah, nyeri dan kelemahan di bahu, lengan, atau tangan dan demam. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Tahta Bambang Pacul di Jateng Runtuh Usai 'Sentilan' Pedas Megawati
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
- 5 Sepatu Onitsuka Tiger Terbaik untuk Jalan Kaki Seharian: Anti Pegal dan Tetap Stylish
- Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
- Tangis Pecah di TV! Lisa Mariana Mohon Ampun ke Istri RK: Bu Cinta, Maaf, Lisa Juga Seorang Istri...
Pilihan
-
Sri Mulyani Disebut Pihak yang Restui Tunjangan Rumah DPR Rp50 Juta Per Bulan
-
Sri Mulyani Berencana Naikkan Iuran BPJS Kesehatan 4 Bulan Lagi
-
Viral Noel Ebenezer Sebut Prabowo Ancaman Demokrasi dan Kemanusiaan
-
Naturalisasi PSSI Belum Rampung, Miliano Jonathans Dipanggil Timnas Belanda
-
Angka Kemiskinan Turun di Bawah 9%, Menkeu: Pertama Kali dalam Sejarah
Terkini
-
2 Warga Agam Hilang di Hutan, Begini Kondisinya Saat Ditemukan
-
Rawan Kecelakaan Maut, PT KAI Janji Evaluasi Semua Perlintasan Sebidang di Sumbar: Harus Diperbaiki
-
Tewaskan 2 Pelajar, Polda Sumbar Selidiki Kereta Api Tabrak Mobil Pakai Traffic Accident Analysis
-
Pencarian Warga Hanyut di Sungai Pasaman Dihentikan, Ini Alasannya
-
76 Paskibraka Nasional dan 70 Tenaga Pendukung Dapat Apresiasi dari BRI