Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Selasa, 06 Juli 2021 | 15:10 WIB
Ilustrasi Stres. (Shutterstock & Freepik)

SuaraSumbar.id - Pandemi Covid-19 telah berlangsung lebih dari satu tahun. Kondisi ini membuat seseorang lebih gampang stres.

Seorang psikolog Nira Wulansari, M. Psi, mengatakan bahwa perubahan rutinitas di masa pandemi memang bisa menyebabkan stres. Apalagi, pembatasan kegiatan masyarakat lewat PPKM Darurat memaksa orang harus berdiam di dalam rumah.

"Kita biasanya yang keluyuran seperti pergi ke sekolah, bekerja, nongkrong sama temen, ternyata saat ini berhenti semua dan tidak boleh keluar. Walau hanya sementara, saya pernah mengalami di awal-awal pandemi. Dan itu sempat stres, karena psikolog juga pasti pernah mengalaminya, karena kita juga manusia biasa," ungkapnya pada acara Detox Emosi: Release Stress In Better Ways.

Nira mengatakan, stres sejatinya adalah reaksi tubuh saat menghadapi ancaman maupun tekanan.

Baca Juga: Benarkah Pandemi Bikin Orang Lebih Gampang Stres? Ini Kata Psikolog

Dalam jumlah sedikit, stres memiliki manfaat. MIsalnya, menjadi bahan bakar seseorang untuk menjadi lebih kreatif menghadapi masalah, memotivasi ketika sedang terpuruk, bahkan sebagai sarana pengembangan diri.

Namun jika terjadi dalam jangka panjang, dampak buruk stres bisa merusak kesehatan mental.

"Dari kasus yang saya tangani, mereka stres level nya rendah. Tapi karena dihayati atau nabung stres, lama-lama kan jadi penuh dan memicu depresi," paparnya.

Lalu selain perubahan rutinitas selama pandemi, apa saja faktor lain yang bisa menyebabkan stres?

Nira mengatakan lingkungan masih menjadi faktor utama, baik lingkungan pertemanan, sekolah, maupun keluarga. Misalnya, tekanan besar dari orang tua agar anak terus berprestasi.

Baca Juga: Daftar 4 Makanan Anti Virus COVID-19, Ada Kimchi Juga

Tekanan ini bisa berujung stres dan berpengaruh terhadap rasa percaya diri.

"Makanya banyak orang yang tidak percaya diri," pungkasnya. (Suara.com)

Load More