Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Rabu, 23 Juni 2021 | 16:12 WIB
Komika Arie Kriting ketika ditemui usai mengisi acara konser amal Suara Nusa Timur di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (24/4/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraSumbar.id - Arie Kriting kembali menjadi sorotan publik. Hal ini menyangkut agama yang dianut sang komika setelah menikah dengan Indah Permatasari yang diketahui beragama Islam.

Sebelum menikah, Arie Kriting pernah membuat pernyataan menolak untuk menjadi mualaf. Ia menyebut kalau kecil kemungkinan dirinya menjadi seorang mualaf.

“Kayaknya kecil kemungkinan saya jadi mualaf. Gak akan sepertinya,” kata Arie Kriting pada 2017 lalu seperti dilansir dari Hops.id.

Arie mengaku percaya bahwa masyarakat Indonesia memiliki kebebasan dalam beragama.

Baca Juga: Nikah Sama Indah Permatasari, Arie Kriting: Kecil Kemungkinan Saya Jadi Mualaf

“Terima kasih. Keputusan untuk tidak menjadi mualaf ini memang saya ambil karena saya percaya bahwa di Indonesia kebebasan beragama diakui,” ujarnya.

Arie menegaskan kalau dirinya tidak membenci agama Islam.

“Saya gak benci Islam kok, sama sekali tidak. Cuma gak mau jadi mualaf aja. Gak sudi saya. Makanya gak usah harap saya jadi mualaf ya. Maaf,” ujarnya.

Atas penyataan itu, salah satu netizen meminta pria 36 tahun tersebut untuk lebih hati-hati ketika mengucapkan sesuatu. Arie kemudian menanggapinya.

“Hati-hati bang, kalau enggak mau mualaf. Jangan benci-benci banget ma Islam. Soalnya banyak orang yang benci mati-matian eh jadi mualaf,” ucap salah seorang netizen.

Baca Juga: Arie Kriting Tolak Masuk Islam: Nggak Sudi, Jangan Berharap Saya Mualaf Yah

“Susah sih untuk bikin saya jadi mualaf. Tidak segampang itu,” jawab Arie.

Rupanya ada alasan tersendiri kenapa Arie Kriting mengaku tidak ingin mualaf. Arie Kriting memang menganut agama Islam sejak lahir. Hal tersebut diungkapkan Arie saat berada di atas panggung.

Ia menceritakan pengalamannya saat mengucap salam sebagai umat Muslim ketika mengunjungi salah satu daerah di Indonesia. Namun di sana, Arie dikira non Muslim.

“Waktu saya ke Aceh, saya mengucap salam (dalam Islam), pada sikut-sikutan, mereka bilang ‘Orang Timor ada yang Islam memangnya?’ Ini stereotype, orang Timor harus hitam, keriting, tidak boleh Islam, namanya harus Simon. Tidak juga, saya ini Islam dan saya pulang ke kampung halaman pada saat Idul Fitri. Itu momen yang sangat berharga, saya sholat Ied, itu luar biasa sekali,” ungkapnya. (Suara.com)

Load More