Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Kamis, 27 Mei 2021 | 17:48 WIB
Ilustrasi garis polisi. (Shutterstocks)

SuaraSumbar.id - Seorang Kepala SMP di Kabupaten Limpapuluh Kota, Sumatera Barat, dirampok di kawasan Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, Kamis (27/5/2021). Akibatnya, dana BOS senilai Rp 90 juta yang baru saja diambilnya raib dibawa maling.

Kasus perampokan ini dialami Kepala SMP Negeri 1 Guguak, Kabupaten Limapuluh Kota, Orientis. Dia dirampok oleh dua orang tak dikenal (OTK) yang datang dengan sepeda motor. Peristiwa itu terjadi di dekat SPBU Parit Rantang, Kota Payakumbuh.

“Kejadian sekitar pukul 10.00 Wib, dekat SPBU Parik Rantang. Korban usai mengambil uang di bank dan pergi ke Parik Rantang. Uang di tinggal dalam mobil, ternyata saat itu rampok beraksi,” kata salah seorang warga di lokasi kejadian, dikutip dari Covesia.com - jaringan Suara.com.

Pelaku yang mengendarai sepeda motor sempat dikejar oleh sejumlah warga di lokasi, namun mereka berhasil kabur dan menghilangkan jejak.

Baca Juga: Dugaan Korupsi Dana BOS, Kejari Jakbar Geledah Sudin Pendidikan

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Limapuluh Kota, Win Hariandi mengatakan, ada sekitar Rp 90 juta yang dibawa kabur perampok tersebut.

“Korban pagi sempat ke kantor dinas, kemudian ke bank untuk pencairan dana. Usai mengambil uang, korban bersama istri pergi ke salah satu loket bus di dekat Parik Rantang. Nah, ketika uang dalam mobil ditinggalkan saat itu rampok beraksi,” katanya.

Hal senada juga dikatakan Kepala Dinas Pendidikan Indrawati Munir, uang yang dirampok dari Kepala SMPN 1 Guguak itu merupakan dana BOS sekolah.

“Sekarang korban sedang di Polres Payakumbuh untuk membuat laporan,” terang Indrawati.

Dengan kejadian itu, Kepala Dinas Pendidikan itu mengimbau, agar kepada pihak sekolah untuk melakukan pencairan uang dalam jumlah banyak, jangan sendirian.

Baca Juga: Ditinggal Cari Bengkel, Dana BOS Rp 85 Juta dalam Mobil Dicuri di Siak

“Harus pergi ramai-ramai. Setelah uang diambil, harus kembali lagi ke sekolah. Jangan kemana-mana. Ini untuk antisipasi jangan terjadi lagi hal serupa,” terang Indrawati.

Load More