Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Minggu, 18 April 2021 | 14:52 WIB
Konten Tiktok dokter Kevin yang dinilai melecehkan (twitter.com/@AlissaWahid)

Setelahnya, ia mengacungkan dua jari, sembari dilatari musik disko dengan efek pancaran lampu aneka warna berkerlap-kerlip.

Selanjutnya, seolah sedang melakukan pengecekaan pembukaan, Kevin memandang ke arah atas sambil menggelengkan kepala ke kanan-kiri. Saat itu kembali muncul takarir, "awkward moment".

"Dalam video tersebut saya tidak berhati-hati dalam memilih soundtrack dan memasang ekspresi wajah yang terkesan melecehkan. Sekali lagi saya ingin meminta maaf khususnya untuk kaum wanita," kata Kevin.

Atas kejadian itu, Kevin berjanji tak akan lagi membuat konten demikian, serta lebih berhati-hati dalam bersikap terutama membuat video konten publik. Ia juga berjanji akan membuat konten video yang lebih edukatif.

Baca Juga: Viral Lecehkan Perempuan di TikTok, dr Kevin Akhirnya Minta Maaf

"Ke depannya saya akan berhati-hati dalam membuat video konten dan berjanji akan lebih fokus ke video konten yang bersifat edukasi," katanya.

Sebelumnya, Peneliti dari Pusat Riset Gender dan Anak Unpad, Antik Bintari termasuk yang turut merespon video berdurasi 15 detik itu.

Menurutnya, hal itu bisa dianggap bentuk pelecehan seksual, bahkan pelecehan terhadap fungsi-fungsi reproduksi perempuan.

Antik menjelaskan, jika yang disebut dengan pelecehan seksual itu adalah seluruh tindakan yang berkaitan dengan perilaku seksual, baik lisan, fisik, isyarat, yang bersifat seksual, maka konten itu bisa saja dikategorikan demikian.

"Ekspresi yang dimunculkan, beserta keterangan yang termuat dalam video, seperti mencoba mengaitkan apa yang ada di dalam pikirannya, yang menurut saya tidak senonoh, dengan tugasnya untuk melakukan pemeriksaan yang sangat sensitif dan sangat intimate," katanya.

Baca Juga: Konten Cek Bukaan Dokter Kevin Dinilai Melecehkan, IDI Didesak Beri Sanksi

Antik menilai, Kevin melecehkan dan menyepelekan aktivitas perempuan yang padahal konteksnya adalah pertaruhan hidup dan mati. Lebih jauh lagi, konten demikian bisa merusak kepercayaan, menimbulkan kekhawatiran dan stereotipe negatif terhadap dokter laki-laki.

Load More