SuaraSumbar.id - Masih banyak guru di Indonesia yang ternyata menolak disuntik vaksin Covid-19. Bahkan, angkanya mencapai lebih dari 8 persen.
Hal itu diketahui dari hasil survei yang dilakukan Federasi Serikat Guru Indonesia atau FSGI terhadap 2.406 guru di 23 provinsi seluruh Indonesia.
Meski demikian, dari hasil survei juga terungkap bahwa antusiasme guru untuk mengikuti vaksinasi Covid 19 ternyata cukup besar dari keseluruhan responden, yakni 91,73 persen.
"Walaupun memang masih ada guru yang menyatakan tidak bersedia untuk divaksinasi sebanyak 8,27 persen," kata Sekjen FSGI Heru Purnomo dalam jumpa pers virtual, Rabu (17/3/2021).
Baca Juga: Gelar Uji Coba, Timnas Putri Indonesia Bantai Lawannya 15-0
Menurut Heru, para guru yang menolak divaksin karena masih khawatir efek samping dan ragu pada kualitas vaksin.
Hal ini menurutnya cukup berbahaya karena guru yang diprioritaskan pemerintah untuk vaksinasi demi pembukaan sekolah tatap muka pada Juli mendatang.
"Apabila masih ada guru yang belum divaksin plus siswa yang juga belum divaksin maka Herd Immunity secara komunal di lingkungan sekolah sulit untuk terbentuk," tuturnya.
Kemudian, secara sosialisasi vaksinasi, mayoritas sebanyak 94,85 persen telah mengetahui informasi mengenai vaksinasi Covid 19 bagi guru.
"Sementara selebihnya 4,15 persen tidak mengetahui informasi ini," ucapnya.
Baca Juga: Harapan Febri Hariyadi Kembali Dipanggil Timnas Indonesia
Guru-guru yang mengetahui informasi mengenai vaksinasi Covid 19 bagi guru secara umum berasal dari pengumuman sekolah sebanyak 58,72 persen
Pengumuman sekolah ini biasanya disampaikan melalui pertemuan secara formal melalui tatap muka secara luring maupun daring dan media pengumuman sekolah lainnya.
"Selebihnya memperoleh informasi dari media online sebanyak 49,82 persen, media sosial sebanyak 45,71 persen, Televisi dan Radio sebanyak 43,34 persen dan media cetak sebanyak 20,16 persen," jelas Heru.
Jika ditelusuri dasarkan asal wilayah ditemukan bahwa guru-guru yang berasal dari luar Jawa lebih banyak yang menolak untuk divaksin yaitu sebanyak 24,35 persen. Dibandingkan guru-guru yang berasal dari Jawa yang hanya 4,84 persen. (Suara.com)
Berita Terkait
-
Pertahanan Kokoh dan Trisula Tajam: 3 Alasan Jepang Mimpi Buruk Timnas Indonesia
-
3 Senjata Rahasia Timnas Indonesia vs Jepang: Peluang Curi Poin di SUGBK
-
3 Series Indonesia Tayang November 2024, Seru dan Menegangkan!
-
Ivar Jenner Dapat Suntikan Semangat, Rombongan Keluarga Besar dari Jember Datang ke Stadion GBK
-
Mendadak Artis, Pemain Timnas Jepang Kaoru Mitoma Kaget Warga Indonesia Berebut Minta Tanda Tangan
Tag
Terpopuler
- Tanggapi Kisruh Andre Taulany Parodikan Gelar Raffi Ahmad, Feni Rose: Lagian Kantor yang Kasih di Ruko
- Berani Minta Maaf ke Lembaga Kerukunan Sulsel, Denny Sumargo Dapat Dukungan dari Sumatera sampai Papua
- Harta Kekayaan Roy Suryo yang Dituduh sebagai Pemilik Akun Fufufafa
- Profil Lex Wu: Tantang Ivan Sugianto Duel usai Paksa Anak SMA Menggonggong
- Geng Baru Nikita Mirzani Usai Lepas dari Fitri Salhuteru Disorot: Circlenya Lebih Berkualitas
Pilihan
-
Pemerintah Mau Hapus BPHTB Hingga Permudah Izin Pembangunan
-
Setelah Dihitung, Wamenhub Bilang Harga Tiket Pesawat Bisa Turun di Libur Nataru
-
Luhut Yakin Prabowo Bisa Capai Pertumbuhan Ekonomi 8%, Ini Strateginya
-
Teken Dealership Agreement Eksklusif, MAB Jadi Distributor Resmi Truk Yutong di Indonesia
-
Tol Balikpapan-Samarinda Sepi Peminat Meski Persingkat Waktu Menuju IKN, Apa Alasannya?
Terkini
-
Debat Pilgub Sumbar: Akademisi Soroti Minimnya Penjelasan Konkret Program E-Government
-
Banjir Rendam Pesisir Selatan: TRC BPBD Dikerahkan, Air Mulai Surut
-
Konflik Harimau-Warga di Solok Berakhir, Sang Raja Hutan Kini Dibawa ke TMSBK Bukittinggi
-
Sindikat Curanmor L300 Lintas Provinsi Beraksi di Sumbar, Ini Modusnya
-
97 Penumpang Kereta Api di Sumbar Diturunkan Paksa, Ini Pelanggarannya