SuaraSumbar.id - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengizinkan transgender atau LGBT untuk menjadi anggota militer AS. Hal ini sekaligus membatalkan larangan Donald Trump terhadap kelompok LGBT yang bertugas di militer.
Joe Biden menandatangani perintah eksekutif itu di ruang Oval pada Senin (21/01). Penandatangan itu disaksikan Wakil Presiden AS Kamala Harris, Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley.
Menyadur Al Jazeera, langkah ini didukung sepenuhnya oleh pendukung LGBT. Dalam cuitannya di Twitter, Biden mengatakan hal ini sebagai langkah sederhana yang mengubah banyak hal.
"Sederhana: Amerika lebih aman ketika semua orang yang memenuhi syarat dapat melakukannya secara terbuka dan dengan bangga," tulisnya setelah penandatanganan.
Baca Juga: Sindir Natalius Pigai Mengadu ke Menhan AS, Denny Bandingkan dengan Ahok
Tahun 2016, mantan Presiden Demokrat Barack Obama mengizinkan warga transgender untuk masuk militer dan menerima perawatan medis untuk jenis kelamin transisi.
Namun, kebijakan ini dibekukan Donald Trump sambil membiarkan personel tetap bertugas.
Ketika Trump mengumumkan larangan pada tahun 2017 di Twitter, dia mengatakan militer perlu fokus pada "kemenangan yang menentukan dan luar biasa" tanpa dibebani oleh "biaya dan gangguan medis yang luar biasa".
Sebuah laporan November 2020 oleh lembaga pemikir hak-LGBT Palm Center yang ditulis oleh mantan Jenderal Ahli Bedah militer mengatakan larangan transgender merusak kesiapan militer.
Austin dalam sebuah pernyataan mengatakan dia mendukung langkah Joe Biden dan akan mengambil tindakan untuk memastikan bahwa transgender memenuhi syarat masuk militer.
Baca Juga: Rupiah Tertekan Dolar AS di Tengah Kenaikan Kasus Corona
Mahkamah Agung AS memutuskan kebijakan transgender Trump tahun 2019 dapat bertahan sementara menghadapi tuntutan hukum terpisah di pengadilan yang lebih rendah.
Sementara itu, data Departemen Pertahanan menunjukkan sekitar 1,3 juta personel aktif bertugas di militer AS.
Tidak ada angka resmi tentang jumlah anggota transgender, tapi Rand Corp, sebuah lembaga penelitian kebijakan AS memperkirakan sekitar 2.450 anggota aktif tahun 2016 adalah transgender.
(Suara.com)
Berita Terkait
-
Dihina seperti Hewan, Natalius Pigai Mengadu ke Menhan AS Minta Pertolongan
-
Seorang Anggota DPR AS Perkenalkan RUU Musim Berburu 'Bigfoot'
-
Pelantikan Biden Diharapkan Dongkrak Investasi ke Indonesia
-
Bocoran Harga Cincin Tunangan Putri Donald Trump, Tembus Rp16 Miliar?
-
Sebuah Roda Jatuh dari Langit di Halaman Warga, Ternyata Milik Pesawat Ini
Terpopuler
- Pemain Keturunan Berbandrol Rp208 M Kirim Kode Keras Ingin Bela Timnas Indonesia
- 6 Rekomendasi City Car Bekas Mulai Rp29 Jutaan: Murah dan Irit Bensin
- 9 Rekomendasi HP Murah Rp 1,5 Jutaan di Juni 2025, Duet RAM 8 GB dan Memori 256 GB
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Kapasitas 8 Orang, Kursi Nyaman untuk Perjalanan Jauh
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP Murah Xiaomi dengan Layar AMOLED, Terbaik Juni 2025
-
Dikeroyok Negara Teluk, Timnas Indonesia Diprediksi Bisa Lolos dari Ronde Keempat
-
Mantan Dirut ASDP Ira Puspadewi Segera Disidang, Kursi Pesakitan Menanti
-
Daftar 5 Motor Listrik Murah Juni 2025: Mulai Rp 6 Jutaan, Disubsidi Pemerintah!
-
Daftar 5 Mobil Baru Murah di Indonesia Juni 2025: Mulai Rp 130 Jutaan, Desain Keren dan Irit BBM!
Terkini
-
Profil Arry Yuswandi, Ketua MPKS Muhammadiyah Sumbar yang Resmi Jadi Sekda Sumbar!
-
Ngeri! Kasus Mutilasi di Pesisir Selatan, Daging Korban Digoreng dan Dimakan Si Pembunuh
-
Kronologi Penemuan Janin di Kawasan Gunung Padang, Ini Penjelasan Polisi
-
Rekam Jejak Isa Warps, Penyerang Naturalisasi Timnas Putri Indonesia, Nenek Moyangnya Orang Padang!
-
2 Jemaah Haji Asal Tanah Datar Meninggal Dunia di Tanah Suci