Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Minggu, 03 Januari 2021 | 10:15 WIB
Wali Kota Padang Panjang, Fadly Amran foto bersama pada Milad ke-91 Madrasah Aliyah Kulliyatul Mubalighien Muhammadiyah (MA KMM). [Suara/Dok.Antara]

SuaraSumbar.id - Madrasah Aliyah Kulliyatul Mubalighien Muhammadiyah (MA KMM) Kota Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar) terus berbenah. Tak terhitung prestasi dan jumlah generasi muda Islam yang lahir dari MA KMM.

MA KMM sendiri berdiri tanggal 2 Januari 1930. Dengan begitu, sudah hampir satu abad lamanya sekolah yang dulu bernama Tabligh School hadir di Ranah Minang.

Sekolah yang telah melahirkan sederet tokoh bangsa itu dipelopori Dr. H. Abdul Karim Amarullah atau Inyiak Rasul (Ayah Prof. Dr. HAMKA), AR St. Mansur, SY. St. Mangkuto, dan tokoh Muhammadiyah lainnya.

Dalam 4 tahun terakhir, MA KMM yang kini berusia 91 tahun, pernah meraih juara 3 Tingkat Nasional Lomba Robotic kategori Line Follower.

Baca Juga: Terkait Maklumat Kapolri, Polda Bakal Pantau Kegiatan FPI di Sumbar

MA KMM juga ditetapkan sebagai Sekolah Adiwiyata tingkat Kota Padang Panjang hingga tingkat provinsi dan nasional. Kepala sekolahnya, Derliana, juga meraih kepala madrasah terbaik di nasional.

Wali Kota Padang Panjang Fadly Amran mengajak MA KMM terus berinovasi menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan zaman. Dia berharap para santri mendapatkan bekal ilmu 'internet of thing' yang bisa menguatkan profesi ketika mereka lulus sekolah.

"Gali terus kebisaan mereka, kemampuan yang open minded. Persiapan harus dilakukan. Pemko juga siap berdiskusi," katanya dilansir dari Antara, ketika menghadiri Milad ke-91 MA KMM, Sabtu (2/1/2020).

Fadly berharap MA KMM menjadi garda terdepan melahirkan santri berprestasi yang mempresentasikan Kota Padang Panjang sebagai kota Serambi Mekkah.

"Semoga nantinya lahir pendakwah internasional dari Kauman Muhammadiyah," katanya.

Baca Juga: Libur Tahun Baru, Wisatawan Goa Putri Tembus Dua Ribu Orang

Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sumbar, Hendri berharap MA KMM tetap eksis di tengah majunya perabadan manusia.

"Semoga semakin maju menjadikan santri memiliki imtaq dan imtek dalam mengabdi di tengah masyarakat," katanya.

Wakil Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumbar, Zainal Akil mengatakan, tujuan pondok pesatren Muhammadiyah adalah menyiapkan ulama dengan berbagai disiplin ilmu.

"Bisa saja ahli ekonomi dia ulama, bisa saja pesilat tapi dia juga ulama," sebutnya.

Menurut Zainal, keadaan asrama sangat penting dalam memberikan pendidikan berkarakter. Santri terkontrol dalam menanamkan ideologi Muhammadiyah, dan mendidik watak agar menjadi teladan di tengah masyarakat.

"Semoga akan lahir ulama-ulama seperti Buya Hamka, Adi Hidayat, Zakir Naik, Ahmad Deedad di Ponpes ini," katanya.

Kepala MA KMM Derliana mengatakan, sekolah itu pernah hanya memiliki 60 santri, namun saat ini telah mencapai 350 santri.

"Para santri mampu meraih prestasi nasional. Tamatan MA KMM setiap tahun dikirim ke luar negeri," katanya.

Bertepatan pada Milad ke-91, Ponpes Kauman melaunching program produk 4.0 dan melakukan peletakan batu pertama pembangunan asrama putra oleh wali kota dan Kakanwil Kemenag Sumbar.

(Antara)

Load More