Terowongan atau Flyover? 2 Wacana Solusi Antisipasi Risiko Lembah Anai yang Rawan Bencana

Kementerian PU mewacanakan pembangunan jalan alternatif Padang-Bukittinggi sebagai langkah jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan pada jalur utama Lembah Anai.

Riki Chandra
Selasa, 09 Desember 2025 | 14:36 WIB
Terowongan atau Flyover? 2 Wacana Solusi Antisipasi Risiko Lembah Anai yang Rawan Bencana
Jalan Lembah Anai sudah bisa dilewati kendaraan roda dua. [Dok. Antara/ Muhammad Zulfikar]
Baca 10 detik
  •  Rencana jalan alternatif Lembah Anai disiapkan Kementerian PU untuk kurangi risiko bencana.

  • Terowongan dan flyover jadi opsi utama pembangunan jalur baru aman.

  • Tol Sicincin–Bukittinggi siapkan terowongan cadangan bila jalur putus.

SuaraSumbar.id - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mewacanakan pembangunan jalan alternatif Padang-Bukittinggi sebagai langkah jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan pada jalur utama Lembah Anai, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar).

Menteri PU, Dody Hanggodo, mengatakan bahwa pembahasan awal jalan alternatif Padang-Bukittinggi memang telah dilakukan, mengingat jalur tersebut dua kali mengalami kerusakan parah dalam dua tahun terakhir akibat banjir bandang. Masing-masing pada Mei 2024 dan November 2025.

Menurut Dody, selain mengkaji percepatan pembangunan jalan tol dari Padang–Sicincin menuju Padang Panjang hingga Bukittinggi, pemerintah juga menilai perlunya terowongan yang menembus bukit di sekitar kawasan Lembah Anai.

Menurutnya, jalur kereta api yang ada di sekitar kawasan tersebut juga dapat menjadi indikator bahwa pembangunan terowongan masih memungkinkan untuk dilakukan. Kajian mendalam pun tengah disiapkan.

"Kalau saya lihat di situ ada jalan kereta api. Jadi menurut saya itu masih bisa dikejarkan," katanya.

Selain terowongan, opsi pembangunan flyover di kawasan Air Terjun Lembah Anai juga masuk agenda pembahasan.

Menurut Dody, limpahan air yang kerap membanjiri jalan saat musim hujan membuat desain flyover dinilai relevan sebagai solusi pemecah masalah jangka panjang.

"Kami berpikir untuk membuat flyover, tapi itu kita baru pikiran awal ya, pasti harus ada proses," ujarnya pula.

Ia mengungkapkan bahwa DED untuk rencana flyover sebenarnya telah disusun pada 2015. Namun, dokumen tersebut harus diperbarui sambil melakukan koordinasi terkait status lahan yang merupakan tanah ulayat sehingga membutuhkan proses diskusi khusus dengan pihak daerah.

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, menambahkan bahwa dalam pembangunan tol Sicincin–Bukittinggi nantinya juga akan disiapkan terowongan sepanjang sekitar 3,5 km sebelum Malibo Anai dengan titik keluar di Padang Panjang.

Infrastruktur itu menjadi jalur cadangan jika akses Lembah Anai kembali terdampak longsor. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak