-
Longsor tutup akses Padang-Bukittinggi via Malalak dan ganggu mobilitas warga sekitar.
-
Beberapa titik jalan provinsi dan nasional alami kerusakan serius.
-
BPBD Agam imbau warga waspada terhadap hujan dan potensi susulan.
SuaraSumbar.id - Peristiwa longsor di jalan raya Padang-Bukittinggi kembali mengganggu aktivitas warga dan pengendara. Ruas jalan provinsi yang menghubungkan Kota Padang–Bukittinggi via Malalak tertimbun material tanah longsor di kawasan Balingka, Kecamatan Ampek Koto, Senin (24/11/2025).
Material tebal menutup seluruh badan jalan hingga membuat akses transportasi tidak dapat dilalui sama sekali.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Agam, Abdul Ghapur, membenarkan laporan adanya longsor Padang-Bukittinggi tersebut. Ia mengatakan tumpukan material mencapai ketinggian 50–100 sentimeter dengan panjang 15–20 meter.
“Tanah longsor menutupi ruas jalan sehingga tidak bisa dilalui kendaraan,” ujarnya.
Kondisi longsor Padang-Bukittinggi juga diperparah oleh beberapa titik bencana lain di wilayah sekitar. BPBD Agam telah melakukan koordinasi dengan pemerintah provinsi untuk percepatan penanganan dan pembukaan akses secepat mungkin.
Selain longsoran di Balingka, bagian jalan provinsi yang menghubungkan Palembayan dan Palupuh juga mengalami amblas di Jorong Bateh Gadang, Nagari Pagadih, Kecamatan Palupuh. Kondisi badan jalan terlihat retak sehingga kendaraan roda empat belum diperbolehkan melintas. Petugas berencana memasang tanda peringatan untuk mencegah risiko kecelakaan.
Tidak hanya itu, material longsor juga menimbun badan jalan nasional yang menghubungkan Bukittinggi menuju Medan di kawasan Simpang Patai, Jorong Sipisang, Nagari Nan Tujuah.
“Kedua titik longsor itu telah kita koordinasikan kepada Dinas Pekerja Umum Sumbar dan Balai Pelaksana Jalan Nasional,” kata Abdul Ghapur.
Bencana tidak berhenti di sana. Pohon tumbang dan longsor turut terjadi di Jorong Limo Badak, Nagari Malalak Timur, Kecamatan Malalak.
Pohon besar yang tumbang menutup akses jalan sehingga kendaraan roda dua maupun roda empat sama sekali tidak bisa melintas. “Kita telah menurunkan anggota untuk membersihkan material pohon tumbang,” ujar Abdul Ghapur.
Menurut BPBD Agam, seluruh rangkaian bencana ini dipicu oleh cuaca ekstrem berupa curah hujan tinggi yang terjadi sejak 22–24 November 2025. Dampaknya, beberapa kecamatan mengalami longsor, pohon tumbang hingga banjir.
Warga diminta meningkatkan kewaspadaan, terutama saat melewati kawasan rawan dan segera mengungsi bila air mulai naik. (Antara)