-
BKSDA Sumbar giring harimau sumatera terisolasi kembali ke habitat.
-
Pemantauan gunakan drone termal dan kamera jebak di BRIN Agam.
-
Satu individu harimau masih terdeteksi di area perkantoran BRIN.
SuaraSumbar.id - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Barat (BKSDA Sumbar) melakukan upaya penggiringan Harimau Sumatera yang terisolasi di area perkantoran BRIN Agam menuju lokasi induk dan kelompoknya.
Langkah ini diambil untuk memastikan satwa dilindungi bernama latin Panthera Tigris Sumatrae itu, kembali ke habitat alaminya tanpa harus dievakuasi secara paksa.
Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumbar, Ade Putra mengatakan tim gabungan dari BKSDA Sumbar, Tim Patroli Anak Nagari (Pagari) Baring, Pagari Salareh Aia, Centre for Orangutan Protection (COP), serta mahasiswa Kehutanan Universitas Riau (UNRI) dikerahkan untuk melakukan penggiringan harimau sumatera tersebut dengan metode alami.
“Kita melakukan penggiringan harimau sumatera dengan bunyi-bunyian ke lokasi yang bisa dilaluinya,” ujar Ade Putra, Jumat (17/10/2025).
Menurutnya, petugas telah menyiapkan lima jalur aman yang bisa dilalui satwa tersebut. Jalur tersebut dibuat sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2024 tentang Perubahan atas UU Nomor 5 Tahun 1990 mengenai Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Jalur ini dapat memudahkan harimau keluar dari area perkantoran BRIN Agam di Koto Tabang, Nagari Koto Rantang, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam.
Selain itu, petugas juga memasang kamera jebak di beberapa titik strategis untuk memastikan apakah satwa tersebut telah berhasil keluar dari area BRIN. “Kita memasang kamera jebak di lokasi yang disediakan untuk memastikan satwa sudah keluar dari area itu,” katanya.
Menurut Ade, area perkantoran BRIN yang berpagar setinggi 1,5 meter dengan satu pintu utama membuat harimau sulit mencari jalan keluar.
Penggiringan harimau sumatera menjadi pilihan utama sebelum mempertimbangkan langkah evakuasi menggunakan kandang jebak atau pembiusan.
BKSDA juga menggunakan drone termal untuk memantau pergerakan satwa di kawasan perkantoran seluas puluhan hektare. Dari hasil pemantauan, satu individu harimau masih terdeteksi berada di area BRIN. Untuk keamanan, aktivitas di lokasi dihentikan sementara, dan beberapa keluarga telah dievakuasi.
“Kita melakukan pemantauan dengan patroli dan menggunakan drone termal untuk mengetahui keberadaan satwa,” katanya.
Sebelumnya, harimau sumatera tersebut terekam kamera CCTV BRIN pada Rabu (15/10/2025) dini hari saat berkeliaran di sekitar gedung perkantoran.
Diduga, individu itu merupakan bagian dari tiga harimau sumatera, seekor induk dan dua anak remaja, yang sebelumnya terlihat di jalan lintas Sumatera, menghubungkan Bukittinggi dan Medan, pada Minggu (12/10/2025) dini hari.
Upaya BKSDA Sumbar menggiring harimau sumatera di BRIN Agam ini diharapkan dapat menyelamatkan satwa langka tersebut tanpa menimbulkan gangguan bagi masyarakat sekitar serta menjaga keseimbangan ekosistem di wilayah itu. (Antara)