Harimau Sumatera Terjebak di Area BRIN Agam Usai Kejar Ternak, Ini Penjelasan BKSDA Sumbar

Seekor Harimau Sumatera terisolasi di kawasan perkantoran Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar).

Riki Chandra
Kamis, 16 Oktober 2025 | 22:20 WIB
Harimau Sumatera Terjebak di Area BRIN Agam Usai Kejar Ternak, Ini Penjelasan BKSDA Sumbar
Rizky dan Lestari, Harimau Sumatera penghuni baru TMSBK Bukittinggi. (ANTARA)
Baca 10 detik
  •  Harimau Sumatera terjebak di area BRIN Agam setelah mengejar ternak.

  • BKSDA Sumbar gunakan drone termal pantau pergerakan harimau terisolasi.

  • Tim gabungan siapkan evakuasi agar harimau kembali ke induknya.

SuaraSumbar.id - Seekor Harimau Sumatera terisolasi di kawasan perkantoran Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar).

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar menduga satwa dilindungi itu terpisah dari induknya setelah mengejar ternak di area tersebut.

Harimau Sumatera dengan usia di bawah dua tahun itu diduga mengejar anjing yang ada di area BRIN pada Rabu (15/10/2025) dini hari. Ini berdasarkan keterangan saksi mata, rekaman dan identifikasi lapangan,” kata Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumbar, Ade Putra, Kamis (16/10/2025).

Ade menjelaskan, usai mengejar ternak, harimau sumatera itu tidak dapat keluar dari kompleks perkantoran BRIN yang berada di Koto Tabang, Nagari Koto Rantang, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam.

Area tersebut dikelilingi pagar beton setinggi 1,5 meter dengan satu pintu utama yang dijaga petugas keamanan.

“Dengan kondisi itu, harimau tidak bisa keluar, karena hanya ada satu pintu utama yang dijaga satpam, sehingga tidak ketemu dengan induk maupun saudaranya yang lain,” ujarnya.

Menurut BKSDA Sumbar, ada tiga individu harimau di kawasan tersebut, seekor induk dan dua anaknya yang masih remaja. Satu di antaranya kini terjebak di area BRIN Agam.

“Saat ini satu individu harimau masih berada di area perkantoran BRIN, dan ini berdasarkan pemantauan yang dilakukan menggunakan drone termal,” jelas Ade.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, aktivitas di sekitar area BRIN dihentikan sementara. Satu keluarga yang tinggal di sekitar lokasi juga telah dievakuasi.

“Kita melakukan pemantauan dengan patroli dan menggunakan drone termal untuk mengetahui keberadaan satwa,” tambahnya.

Tim gabungan dari BKSDA Sumbar, Tim Patroli Anak Nagari (Pagari) Pasia Laweh, Pagari Baring, Pagari Salareh Aia, Centre for Orangutan Protection (COP), dan mahasiswa Kehutanan Universitas Riau (UNRI) akan berupaya mengembalikan harimau ke lokasi induknya.

“Pengiriman ke lokasi induk kita lakukan dan langkah ini bisa efektif, sehingga anak harimau bisa ketemu dengan induknya. Jika tidak berhasil, evakuasi akan dilakukan menggunakan kandang jebak atau pembiusan,” jelas Ade.

Sebelumnya, harimau sumatera ini sempat terekam kamera CCTV BRIN Agam pada Rabu (15/10/2025) dini hari. Rekaman memperlihatkan hewan tersebut berkeliling di sekitar gedung perkantoran hingga ke bagian belakang area kantor.

“Harimau terekam di sejumlah titik CCTV milik kantor BRIN Agam. Individu harimau di BRIN ini diduga sama dengan individu yang muncul di jalan lintas Sumatera yang menghubungkan Bukittinggi menuju Medan pada Minggu (12/10/2025) dini hari,” kata Ade.

BKSDA terus melakukan pemantauan ketat hingga harimau sumatera tersebut dapat kembali ke habitat aslinya bersama induknya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini