Benarkah Nasi Goreng Pemicu Keracunan MBG di Agam? Kepastian Masih Menunggu Hasil BPOM Padang

Pemkab Agam tengah menunggu hasil uji laboratorium dari BPOM Padang terkait dugaan kasus keracunan massal yang menimpa 120 warga usai menyantap nasi goreng dari program MBG.

Riki Chandra
Sabtu, 04 Oktober 2025 | 18:46 WIB
Benarkah Nasi Goreng Pemicu Keracunan MBG di Agam? Kepastian Masih Menunggu Hasil BPOM Padang
Sejumlah anak yang diduga menjadi korban keracunan MBG dirawat di bangsal anak RSUD Lubuk Basung, Agam, Sumatera Barat, Kamis (2/10/2025). [ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/bar]
Baca 10 detik
  • Empat sampel keracunan MBG Agam dikirim ke BPOM Padang.
  • Sebanyak 119 korban alami gejala setelah makan nasi goreng.
  • Dapur SPPG ditutup sementara, hasil uji masih menunggu.

SuaraSumbar.id - Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), tengah menunggu hasil uji laboratorium dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Padang terkait dugaan kasus keracunan massal yang menimpa 120 warga usai menyantap nasi goreng dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan penyebab pasti insiden yang kini ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB).

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Agam, Hendri Rusdian, mengatakan pihaknya telah mengirim empat jenis sampel ke BPOM Padang untuk diuji lebih lanjut.

“Sampel yang dikirim berupa nasi goreng yang disantap korban, muntahan, tinja siswa, dan air yang digunakan oleh dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kampung Tangah,” kata Hendri, Sabtu (4/10/2025).

Menurutnya, pengiriman sampel dilakukan sesaat setelah kasus keracunan makanan terjadi, dengan harapan hasil laboratorium bisa segera diketahui.

“Biasanya hasil sampel keluar dua minggu sampai satu bulan, namun karena ini termasuk kejadian luar biasa, kemungkinan hasilnya akan keluar lebih cepat,” ujarnya.

Menurut Hendri, kasus keracunan nasi goreng program MBG ini menimpa siswa TK, SD, SMP, MTs, guru, orang tua, dan balita yang berasal dari Nagari Manggopoh dan Kampung Tangah, Kecamatan Lubuk Basung. Mereka dilaporkan mengalami gejala pusing, mual, sakit perut, dan diare beberapa jam setelah menyantap makanan tersebut.

“Sebagian korban dibawa ke Puskesmas Manggopoh, Puskesmas Lubuk Basung, RSUD Lubuk Basung, serta Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Rizki Bunda. Kami menyediakan lima ambulans untuk membantu proses rujukan dan memastikan penanganan medis berjalan cepat,” kata Hendri.

Beruntung, seluruh korban telah mendapatkan perawatan intensif dan dinyatakan pulih. Meski begitu, Dinas Kesehatan Agam menegaskan bahwa dapur SPPG Kampung Tangah ditutup sementara hingga hasil pemeriksaan laboratorium resmi diumumkan.

“Langkah penutupan ini perlu dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang dan untuk memastikan keamanan pangan dari program Makan Bergizi Gratis di wilayah kami,” kata Hendri.

Hasil uji laboratorium BPOM Padang diharapkan dapat mengungkap penyebab pasti insiden keracunan massal di Agam tersebut dalam waktu dekat. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini