Komitmen Shopee Dukung Transformasi Digital UMKM, Percepat Rendang Minang Menjangkau Pasar Nusantara

Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia dituntut cepat beradaptasi dengan derasnya arus digitalisasi.

Riki Chandra
Kamis, 29 Mei 2025 | 12:50 WIB
Komitmen Shopee Dukung Transformasi Digital UMKM, Percepat Rendang Minang Menjangkau Pasar Nusantara
UMKM Rendang Hj Fatimah aktif berjualan dengan Shopee. [Dok. Istimewa]

SuaraSumbar.id - Para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia dituntut cepat beradaptasi dengan derasnya arus digitalisasi. Media sosial (medsos) dan platform e-commerce menjadi salah satu kunci bertahan hingga berkembangnya usaha lokal, agar tak sekadar beredar di pasaran terbatas.

Tak terkecuali para pebisnis UMKM rendang dari Ranah Minang, Sumatera Barat (Sumbar). Perjalanan mereka menguasai pasar nasional hingga global kini makin terbuka lebar berkat dukungan e-commerce.

Salah satu platform yang berperan penting dalam kisah sukses UMKM menjangkau pasar lebih luas itu adalah Shopee. Platform e-commerce ini tak sekadar menjadi tempat jual beli, tapi juga jembatan bagi UMKM Minang untuk berkeliling Indonesia secara virtual.

Randang Minang Hj Fatimah merupakan salah satu produk UMKM yang dijajakan lewat Shopee. Produksi rendang yang berada di Kabupaten Solok itu, rutin sekitar 50 kilogram setiap minggu. Produk olahannya tersedia dalam kemasan kaleng modern berstandar nasional yang dijual dengan harga kompetitif.

“Harganya cek langsung di Shopee. Rendang kami sudah pakai packing kaleng berstandar pangan nasional, dijamin awet dan tahan lama,” kata pemilik Randang Hj Fatimah, Silvi Lestari, kepada SuaraSumbar.id, beberapa waktu lalu.

Dengan dukungan pemasaran digital melalui Shopee, produk rendang Hj Fatimah kini menembus berbagai wilayah Indonesia. Bahkan, sebagian besar pelanggannya justru datang dari luar Sumbar.

“Paling mendominasi dari luar Sumbar. Saya mulai usaha rendang sejak 2011 lalu,” ungkap Silvi.

Kehadiran Shopee menjadi vital bagi Silvi, terutama saat pandemi Covid-19 melanda dunia. Mobilitas manusia dibatasi di seluruh Indonesia. E-commerce menjadi salah jalan agar bisnis Randang Hj Fatimah tetap bertahan di tengah keterisolasian saat pandemi. Tidak hanya memudahkan penjualan, tapi juga memberikan akses pasar yang lebih luas.

“Saya jualan lewat Shopee ini memang sejak pandemi Covid-19 melanda. Shopee ini kan pelanggan banyak dan saya sudah rasakan manfaatnya. Semoga rendang saya semakin laku lagi di Shopee,” kata Silvi.

Randang Hj Fatimah di Shopee. [Dok. Istimewa]
Randang Hj Fatimah di Shopee. [Dok. Istimewa]

Selain berjualan, Silvi juga pengguna aktif platform Shopee untuk keperluan belanja pribadi. Kemudahan transaksi dan beragam promosi yang ditawarkan menjadi alasan mengapa ia betah bertransaksi di platform oranye itu.

Promosi besar-besaran dan potongan harga pun menjadi keunggulan Shopee, bahkan di luar momentum Hari Belanja Nasional (Harbolnas). Semua ini menjadikan platform Shopee semakin akrab di hati pelaku UMKM.

Di sudut lain Kota Padang, ada pula cerita sukses dari Rendang Asese, usaha keluarga yang kini menjelma menjadi produsen rendang berskala nasional.

Pemilik Rendang Asese, Eva Milza, memulai bisnis ini dari dapur rumahnya sejak tahun 2003 silam. Dulu, ia hanya mengandalkan titipan produk ke toko oleh-oleh legendaris, Kripik Balado Christine Hakim.

“Usaha rendang kami sudah berjalan lebih 20 tahun. Alhamdulillah sampai kini perkembangannya terus membaik walau persaingan makin ketat,” katanya.

Bermodal semangat dan profesionalisme sejak awal, Eva telah mematenkan merek “Asese” sebelum memproduksi secara massal. Kini, bisnis rendangnya berada di bawah naungan PT Asal Seiya Sekata. Nama itu diambil dari toko material milik orang tuanya.

“Saya memang serius sejak awal membuat rendang. Nama Rendang Asese itu berasal dari merek toko material orang tua dan saya patenkan sejak memulai usaha agar kelak tidak bermasalah setelah dikenal banyak orang,” tutur Eva.

Di awal merintis, ia hanya memproduksi rendang paru kering khas Payakumbuh. Tapi karena permintaan terus meningkat dan bahan paru kadang sulit diperoleh, ia menambah varian daging. Hari demi hari, permintaan pun terus mengalir.

“Rendang paru sudah laris sejak awal. Tapi karena bahan bakunya (paru) sulit, saya tambah jenis produk rendang daging agar ada pilihan pembeli juga,” ucapnya.

Eva percaya tidak ada rahasia besar dalam resep rendang. Ia mengandalkan cita rasa khas Payakumbuh yang telah dipelajarinya sejak remaja. Hobi memasak sejak gadis dan pengalaman membantu usaha katering keluarga menjadi pondasi rasa yang kini dikenal di seantero negeri.

“Resep rendang hampir sama saja. Kami berupaya menyesuaikan dengan lidah nusantara karena pasarnya mayoritas ke pulau Jawa,” katanya.

Bisnisnya terus berkembang. Tidak hanya rendang daging, kini ada rendang suir, ikan tuna, ayam, lokan, belut hingga jengkol. Bahkan ditambah produk pelengkap seperti dendeng, keripik hingga serundeng. Semua berlabel Rendang Asese.

Produk rendang Asese yang dijual di Shopee. [Dok. Istimewa]
Produk rendang Asese yang dijual di Shopee. [Dok. Istimewa]

“Ada 8 produk utama Rendang Asese itu. Kami tambah juga dengan dendeng lambok, kering, batokok sampai keripik dan serundeng,” ujar Eva.

Dulu hanya seorang diri, kini Eva telah memiliki sekitar 40 karyawan yang bekerja dalam sistem shift. Produksi yang dulunya hanya 10 kilogram per hari, kini meningkat menjadi 100 kilogram setiap harinya.

“Sejak 2014 penjualan naik dan Alhamdulillah terus bertahan. Itu yang menghidupi puluhan orang karyawan saya,” katanya.

Tidak hanya soal rasa, Eva juga memastikan produknya higienis dan memenuhi standar keamanan pangan internasional. Rendang Asese bahkan tercatat sebagai usaha rendang pertama di Sumatera Barat yang menerapkan sistem Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP).

“Usaha saya dapat sertifikat dari Kementerian Koperasi tahun 2014 lalu. Jadi soal higienis sudah jelas berstandar internasional,” tegasnya.

Yang membuat Eva bersyukur, Shopee telah menjadi pilar penting dalam distribusi rendangnya. Semua produk Rendang Asese kini tersedia di e-commerce itu, yang secara tidak langsung mempercepat perjalanannya ke seluruh Nusantara.

"Kalau mau pesan online, tinggal lihat Shopee. Lengkap produk dan harganya," katanya.

Menurutnya, pelaku UMKM memilih jualan di Shopee karena platform ini menawarkan berbagai kemudahan dan keuntungan, terutama dalam hal jangkauan pasar yang luas dan sistem pembayaran yang beragam.

Shopee memiliki jutaan pengguna aktif di seluruh Indonesia, sehingga membuka peluang besar bagi pelaku usaha kecil untuk memperluas pasar tanpa harus memiliki toko fisik. Selain itu, sistemnya yang mudah digunakan membuat UMKM bisa langsung mengelola toko, produk, dan transaksi hanya dengan perangkat seluler.

"Konsumen bisa bertransaksi dengan kartu kredit, transfer bank, hingga e-wallet seperti ShopeePay, sehingga memudahkan proses pembelian dan meningkatkan konversi penjualan bagi UMKM," katanya.

Rahasia di Balik Dominasi Shopee yang Tumbuh Pesat

Pertumbuhan pesat Shopee tak lepas dari komitmennya dalam memberikan kemudahan akses, terutama bagi pelaku UMKM lokal. Sejak 2018, Shopee telah aktif mendorong penguatan dan penjualan produk UMKM Indonesia melalui program bertajuk "Kreasi Nusantara".

Kala itu, program Kreasi Nusantara dirancang khusus untuk memperkenalkan dan mempromosikan produk lokal dari berbagai kategori, mulai dari fashion, makanan dan minuman, kecantikan dan perawatan diri, hingga perlengkapan rumah tangga. Inisiatif ini menjadi bukti nyata keberpihakan Shopee terhadap UMKM lokal.

Demi menjaga konsistensi dukungan, Shopee terus meluncurkan berbagai program baru setiap tahunnya. Salah satunya adalah Kampus UMKM Shopee, yang memberikan pelatihan dan pendampingan secara daring kepada para pelaku usaha. Materi pelatihannya mencakup strategi berjualan di Shopee, manajemen produk, hingga pemasaran digital.

Selain itu, Shopee juga menghadirkan Kompetisi Jagoan UMKM Naik Kelas, yang mendorong pelaku UMKM untuk berinovasi dan mengembangkan bisnis mereka. ShopeePay pun ikut mendukung, dengan memungkinkan UMKM menerima pembayaran digital, termasuk di toko fisik.

Tak berhenti di situ, UMKM yang baru bergabung juga mendapat beragam insentif, seperti saldo iklan gratis, voucher Shopee, dan dukungan kampanye besar yang mempercepat proses adaptasi bisnis mereka di platform digital.

Awal Februari 2025 lalu, Shopee kembali memperkuat dukungannya melalui peluncuran Program "Sukses UMKM Baru". Program ini memberi dampak signifikan bagi pelaku UMKM yang sedang memulai perjalanan digitalnya. Fokus program ini selaras dengan misi Shopee untuk mendorong transformasi digital UMKM secara berkelanjutan.

Head of Corporate Affairs Shopee Indonesia, Satrya Pinandita mengatakan, program Sukses UMKM Baru membantu UMKM menjangkau pasar dan membangun kepercayaan konsumen lebih cepat.

"UMKM yang bergabung akan otomatis mendapatkan berbagai manfaat, seperti gratis biaya administrasi untuk 50 pesanan pertama, layanan Gratis Ongkir XTRA untuk 200 pesanan pertama, dan voucher toko senilai Rp 1 juta," ujarnya dalam keterangan resmi.

Mulai tanggal 16 Juni 2025, benefit program Sukses UMKM Baru juga akan ditingkatkan. Mulai dari gratis biaya administrasi, gratis ongkir hingga Rp 2 juta bagi UMKM yang baru membuka toko di Shopee.

Di sisi lain, riset IPSOS bertajuk “Pengalaman dan Kepuasan Belanja Online di E-commerce” juga menempatkan Shopee sebagai platform paling unggul dalam berbagai aspek pengalaman belanja daring.

Sebanyak 64 persen responden menilai Shopee memiliki metode pembayaran paling beragam, dan 68 persen menyebut platform ini menyediakan toko resmi paling banyak. Keunggulan itu diperkuat program Garansi Harga Termurah (GHT) yang dikenal 74 persen responden dengan 88 persen rutin memanfaatkannya.

Dalam hal pengiriman, 66 persen responden menyebut Shopee sebagai platform dengan pilihan layanan pengiriman paling lengkap. Shopee juga mendominasi fitur interaktif seperti live streaming (63 persen) dan video pendek (61 persen).

Dari sisi kecepatan pengiriman, 60 persen responden menempatkan Shopee di posisi teratas, sejalan dengan kepopuleran program Garansi Tepat Waktu yang dikenal oleh 71 persen responden.

Sementara itu, 66 persen menyadari Shopee memiliki proses pengembalian barang tercepat, dan 77 persen mengenal program Garansi Bebas Pengembalian dari platform ini.

Secara keseluruhan, Shopee menjadi platform yang paling direkomendasikan, dengan 62 persen responden menyatakan siap merekomendasikannya kepada orang terdekat.

Dukungan Kementerian UMKM

Transformasi digital menjadi keniscayaan di tengah pesatnya pertumbuhan transaksi daring. Bank Indonesia mencatat nilai transaksi e-commerce Indonesia pada 2024 mencapai Rp 487 triliun. Angka itu naik dari Rp 454 triliun pada tahun sebelumnya. Fakta ini menunjukkan geliat ekonomi digital yang makin kuat.

Kementerian UMKM telah menyiapkan sejumlah program untuk mendorong transformasi digital. Program ini mencakup pelatihan digital marketing dan e-commerce untuk meningkatkan kemampuan pelaku usaha dalam memasarkan produk secara online, serta pemberian akses pembiayaan berbasis teknologi seperti kredit digital.

Pemerintah juga menyediakan platform marketplace khusus agar produk UMKM lebih mudah dipasarkan secara daring. Untuk mendukung sektor perdagangan tradisional, juga dilakukan digitalisasi pasar berbasis Artificial Intelligence (AI) guna meningkatkan efisiensi dan daya saing.

Selain itu, dikembangkan Super Apps SAPA UMKM sebagai pusat layanan digital terpadu yang memfasilitasi pemasaran, transaksi digital, hingga integrasi rantai pasok global. Pemerintah juga meluncurkan Program UMKM Level Up yang mendorong adopsi teknologi digital di sektor unggulan seperti makanan, minuman, fesyen, kerajinan, dan kosmetik.

Menteri UMKM, Maman Abdurrahman mengatakan, platform e-commerce besar wajib memberikan dukungan nyata bagi pelaku UMKM dalam negeri. Jika tidak mematuhi arahan tersebut, pemerintah tak segan menutup operasional platform yang tidak berpihak pada produk lokal, melalui koordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

Instruksi ini sejalan dengan komitmen pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan 30 juta UMKM go digital pada 2030. Hingga kini, sudah 27 juta UMKM bergabung dalam ekosistem digital.

Tak hanya fokus pada digitalisasi, pemerintah juga mendorong produk UMKM agar mampu bersaing di pasar internasional, terutama di kawasan Asia Tenggara sejak 2023.

Diperkirakan, nilai ekonomi digital Indonesia mencapai USD 82 miliar, dan akan terus bertumbuh hingga USD 109 miliar pada 2025, seiring dengan strategi e-commerce yang didukung penuh pemerintah.

“UMKM lokal diharapkan tidak hanya berkembang di pasar domestik, tapi juga harus berani menembus pasar global. E-commerce digital harus bisa mengangkat dan memasarkan produk lokal. Bila tidak, konsekuensinya jelas, kami akan tutup,” tegas Maman dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak