Memacu Transformasi Kendaraan Listrik Menuju Ranah Minang Bebas Polusi, Perluas Jaringan SPKLU dengan Kolaborasi

Tranformasi kendaraan listrik menjadi solusi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi polusi udara.

Riki Chandra
Sabtu, 02 November 2024 | 13:05 WIB
Memacu Transformasi Kendaraan Listrik Menuju Ranah Minang Bebas Polusi, Perluas Jaringan SPKLU dengan Kolaborasi
Potret Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di Sumatera Barat (Sumbar). [Dok.Istimewa]

"Populasi mobil listrik yang terdata di kami (PLN) baru 49 unit dan itu mayoritas di Padang. Kalau data dari dealer tentu lebih banyak, apalagi sepeda motor listrik," tuturnya.

Hery Kurniawan Indarto menerangkan bahwa animo masyarakat Sumbar untuk memiliki mobil listrik memang belum setinggi kota-kota besar di Indonesia. Namun, potensi bertransformasi ke mobil listrik sudah makin tumbuh. Ia meyakini, target "langit biru" Sumbar bakal cepat terwujud jika semua pihak bisa berkolaborasi dan meyakini transformasi ini adalah cara melawan polusi udara.

"Mungkin karena harga mobil listrik masih dianggap tinggi (mahal) dan juga keraguan masyarakat terhadap kualitas baterai," katanya.

Atas dasar itu, PLN terus memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang manfaat dan kebaikan menggunakan kendaraan listrik. Peralihan dari mobil BBM ke baterai ini bukan persoalan cepat atau lambatnya, namun tentang bagaimana masyarakat meyakini bahwa mobil listrik itu betul-betul memberi manfaat lebih untuk kehidupan yang berkalunjutan.

"Selain gencar sosialisasi, PLN juga memacu infrastruktur (SPKLU) demi kenyamanan pengguna mobil listrik," katanya.

Bicara target, PLN Sumbar mengaku tetap mengacu dengan komitmen nasional, yakni program Net Zero Emmision (NZE) 2060 mendatang. Sebab, selain tentang mobil BBM ke listrik, pihaknya juga memacu peralihan memasak dari gas dan minyak menjadi kompor listrik, hingga memeratakan infrastruktur charging mobil dan motor listrik.

Selain SPKLU, PLN Sumbar telah membangun 26 unit Anjungan Listrik Mandiri (ALMA) di Pelabuhan Bungus Teluk Kabung Padang, Tua Pejat Mentawai dan Painan Pesisir Selatan.

"ALMA ini untuk menunjang fasilitas kapal sandar yang operasionalnya biasa pakai genset beralih ke listrik. Sasarannya tentu saja green energy atau energi hijau," tutupnya.

Net Zero Emmision 2060

Salah seorang pengguna mobil listrik, Maigus Tinus (47), mengatakan bahwa mobil listrik lebih responsif dibanding mobil konvensional. Apalagi, mayoritas garansi baterai hingga delapan tahun dari pabrik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini