Fakta Harimau Sumatera Mati di Agam: Kakinya Cacat, Pernah 2 Kali Muncul hingga Terekam Kamera Jebak BKSDA Sumbar

Harimau yang mati terjerat di Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), ternyata pernah muncul di dua lokasi daerah tersebut.

Riki Chandra
Sabtu, 27 Juli 2024 | 06:15 WIB
Fakta Harimau Sumatera Mati di Agam: Kakinya Cacat, Pernah 2 Kali Muncul hingga Terekam Kamera Jebak BKSDA Sumbar
Petugas BKSDA Sumbar sedang mengevakuasi Harimau Sumatera yang mati terjerat di Kabupaten Agam, Kamis (25/7/2034). [Dok.Antara]

SuaraSumbar.id - Harimau yang mati terjerat di Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), ternyata pernah muncul di dua lokasi daerah tersebut. Diketahui, harimau berjenis kelamin betina itu mati saat kena jerat babi di Sigaruntang, Jorong Sungai Pua, Nagari Sungai Pua, Kecamatan Palembayan, pada Kamis (25/7/2024).

"Satwa ini pernah muncul di Pasia Laweh, Kecamatan Palupuh dan Baringin, Kecamatan Palembayan," kata Kepala Seksi Wilayah I Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Sumbar, Antonius Vevri, Jumat (26/7/2024).

Ia mengatakan, harimau tersebut sempat terekam kamera jebak milik BKSDA Sumbar di Baringin Kecamatan Palembayan April 2024 dan Pasia Laweh, Kecamatan Palupuh.

Dari hasil kamera jebak, satwa dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya terlihat dengan kondisi kaki depan sebelah kiri putus.

"Harimau yang mati tersebut juga mengalami cacat pada kaki bagian kiri," katanya.

Ia menambahkan penanganan konflik telah dilakukan di daerah tersebut setelah kerbau dan kambing milik warga dimangsa harimau.

Penanganan konflik itu dengan menurunkan petugas WRU BKSDA Sumbar, Resort Konservasi Wilayah I Panti, Resort Konservasi Wilayah II Maninjau dan Tim Patroli Anak Nagari (Pagari) Pasia Laweh, Pagari Baringin, COP dan Sintas Indonesia.

"Kami juga memasang kandang jebak di Pasia Laweh, Baringin dan lainnya untuk mengevakuasi satwa itu," katanya.

Ia mengakui harimau pertama kali terkena jerat babi pada bagian leher diketahui warga atas nama Simar saat sedang berada di sawahnya.

Simar menduga babi yang terjerat dan setelah itu ia langsung menuju lokasi. Sesampai di lokasi, Simar melihat harimau terjerat dan langsung melaporkan ke warga sekitar.

Setelah itu Wali Nagari atau Kepala Desa Sungai Pua melaporkan temuan itu ke BKSDA sekitar pukul 16:00 WIB.

Pihaknya langsung menurunkan petugas dari Resort Konservasi Wilayah I Panti, Resort Konservasi Wilayah II Maninjau dan Resort Konservasi Marapi Singgalang ke lokasi.

Petugas sampai ke Sungai Pua sekitar pukul 18:30 WIB dan langsung ke lokasi, lalu sekitar pukul 19:10 WIB harimau sudah mati.

"Satwa langsung kita evakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Hewan Sumbar di Padang untuk dilakukan nekropsi guna memastikan penyebab kematian selain terjerat," katanya.

Ke depan, BKSDA Sumbar bakal melakukan sapu jerat babi yang dipasang dan melakukan sosialisasi kepada warga untuk tidak memasang jerat berdampak terhadap populasi harimau maupun satwa dilindungi lainnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini