Kerbau Warga Agam Mati dengan Luka Mengenaskan, Diduga Dimangsa Harimau Sumatera

Seekor kerbau warga Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), mati usai diterkam binatang buas.

Riki Chandra
Jum'at, 08 Maret 2024 | 18:18 WIB
Kerbau Warga Agam Mati dengan Luka Mengenaskan, Diduga Dimangsa Harimau Sumatera
Pemilik kerbau sedang berada dekat ternaknya yang mati. [Dok.Antara]

SuaraSumbar.id - Seekor kerbau warga Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), mati usai diterkam binatang buas. Ternak milik Asrial (54) warga Tantaman, Nagari Tigo Koto Silungkang, Kecamatan Palembayan itu diduga dimangsa harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), Jumat (8/3/2024) pagi.

Camat Palembayan Sabirun membenarkan peristiwa tersebut. Menurutnya, kerbau mengalami luka pada leher dan pahanya.

"Luka pada paha cukup besar yang mengakibatkan kerbau menjadi mati," katanya.

Ia mengatakan kerbau itu diduga dimangsa harimau sumatera pertama kali diketahui pemiliknya saat hendak mengembalakannya.

Tiba-tiba, pemilik melihat kerbau tergeletak dengan kondisi luka cukup serius.

Dengan kejadian itu, Sabirun mengimbau warga untuk mengandangkan ternak, tidak ke kebun sendirian, tetap waspada di kebun dan lainnya.

"Kejadian itu telah saya sampaikan ke Resor Konservasi Wilayah II Maninjau Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar," katanya.

Sementara Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumatera Barat Rusdiyan P. Ritonga mengatakan pihaknya telah menurunkan Tim Patroli Anak Nagari (Pagari) Salareh Aia Timur untuk melakukan penanganan konflik tersebut.

Tim Pagari bakal melakukan identifikasi keberadaan satwa yang memangsa ternak berupa jejak kaki, cakaran, kotoran dan lainnya.

"Tim Pagari Salareh Aia Timur telah menuju lokasi ternak dimangsa satwa," katanya.

Ia mengakui Pagari merupakan sekelompok warga yang dilatih BKSDA Sumbar dan Yayasan Sintas Indonesia dalam menangani konflik satwa dengan manusia.

Keberadaan Pagari tersebut sangat membantu dalam penanganan konflik, apalagi Agam cukup rawan terjadinya konflik satwa.

"Setidaknya ada delapan konflik terjadi di wilayah Agam selama awal 2024. Kita sangat terbantu dengan keberadaan Pagari untuk penanganan awal sebelum tim dari BKSDA turun, karena kita sedang menangani konflik di Kecamatan Palupuh," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini