Dear Mas Anies dan Mas Ganjar, Hanya Ada 2 Pilihan: Melawan atau Legowo

"Mereka harus bisa menghadirkan data, informasi dan bukti-bukti TSM di 50 persen wilayah provinsi di Indonesia," kata Umam

Chandra Iswinarno
Kamis, 15 Februari 2024 | 17:52 WIB
Dear Mas Anies dan Mas Ganjar, Hanya Ada 2 Pilihan: Melawan atau Legowo
ILUSTRASI - Seorang warga Pekanbaru melihat daftar peserta Pemilu di papan pengumuman yang tersedia di TPS, Rabu (14/2/2024). [Suara.com/Eko Faizin]

SuaraSumbar.id - Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, menyoroti opsi yang dimiliki oleh kubu pasangan calon nomor urut 01, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), dan pasangan nomor urut 03, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dalam merespon hasil quick count Pilpres 2024.

Hasil sementara menunjukkan pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, memimpin dengan margin signifikan.

Umam menyatakan bahwa kedua kubu memiliki dua pilihan: "Menerima dengan legowo hasil Pilpres yang selama ini mereka yakini akan diwarnai kecurangan, atau bersikap tegas melakukan perlawanan," ujar Umam, Kamis (15/2/2024).

Namun, beliau juga mempertanyakan apakah kedua kubu masih memiliki keyakinan pada integritas Mahkamah Konstitusi (MK), mengingat lembaga tersebut telah dituding tidak etis dan memiliki konflik kepentingan.

Baca Juga:Begini Cara Prabowo-Gibran Membobol Kandang Banteng

Jika memilih jalur perlawanan, kedua kubu harus memenuhi syarat pengajuan sengketa Pemilu yang terstruktur, sistematis, dan massif (TSM) sesuai dengan Pasal 286 UU No.7 tahun 2017 dan aturan Bawaslu.

"Mereka harus bisa menghadirkan data, informasi dan bukti-bukti TSM di 50 persen wilayah provinsi di Indonesia," kata Umam, menegaskan tantangan dalam membuktikan pelanggaran tersebut.

Umam menambahkan, bahkan jika berhasil menghadirkan bukti, kedua kubu harus siap dengan konsekuensi berhadapan dengan pemerintahan baru selama lima tahun ke depan, terutama jika mereka tidak percaya pada kredibilitas MK.

"Apakah partai-partai pendukung kubu 01 dan 03 siap dengan konsekuensi untuk berhadap-hadapan dengan kekuasaan baru hingga memaksa mereka harus berpuasa dari kekuasaan lima tahun ke depan?" tanya Umam.

Analisis Umam menunjukkan bahwa dengan perbedaan suara yang signifikan antara kubu 02 dan kedua kubu lainnya, serta adanya indikasi split ticket voting yang cukup fatal, terutama di basis-basis tradisional PDIP seperti Jawa Tengah dan Bali, kemungkinan besar kedua kubu "terpaksa menerima" hasil Pilpres 2024.

Baca Juga:Di Pilpres Jeblok Tapi PDIP Bakal Menang Pemilu, Ganjar Akui Rasakan Keanehan

Umam juga mengindikasikan bahwa partai-partai kelas menengah dan bawah akan cenderung "mencari selamat" pasca kontestasi, menimbang dampak dari pilihan politik oposisi terhadap soliditas internal dan potensi gangguan eksternal.

"Ini bukan sekadar pragmatisme, tetapi juga cara mereka bertahan dari keterpurukan dan kehancuran kekuatan politik," pungkasnya, menggarisbawahi tantangan dan pertimbangan yang dihadapi kedua kubu dalam menentukan langkah selanjutnya.

Kontributor : Rizky Islam

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini