Erupsi Gunung Marapi Meningkatkan Jumlah Pengungsi di Tanahdatar

Pengungsian diatur dengan koordinasi antara Forkopimca X Koto, mengikuti arahan dari pimpinan daerah.

Chandra Iswinarno
Minggu, 14 Januari 2024 | 14:27 WIB
Erupsi Gunung Marapi Meningkatkan Jumlah Pengungsi di Tanahdatar
Gunung Marapi mengeluarkan batu panas saat erupsi terlihat dari Batang Silasiah, Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Sabtu (13/1/2024) dini hari. [ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/nz]

SuaraSumbar.id - Peningkatan aktivitas Gunung Marapi yang berstatus Siaga sejak Selasa, 9 Januari, telah mengakibatkan lima letusan dan 34 hembusan, memicu kenaikan jumlah pengungsi.

Hingga kemarin, di Mushalla Al-Ikhlas, Nagari Kotobaru, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanahdatar, tercatat 112 jiwa atau 36 kepala keluarga telah mengungsi.

Pengungsi ini berasal dari beberapa daerah di lereng Gunung Marapi, termasuk Jorong Koto dan Nagari Kotobaru.

Penambahan jumlah pengungsi terjadi sejak Kamis malam, dengan 12 keluarga baru, meningkat dari 24 keluarga yang tercatat pada Rabu sore.

Baca Juga:Gunung Marapi Erupsi Minggu Pagi, Lontarkan Abu Setinggi 1.300 Meter, Warga Diimbau Jauhi Radius Km

Saat ini, pengungsi didominasi oleh wanita dan anak-anak, yang tetap aman dan sehat di lokasi pengungsian.

Camat X Koto, Mukhlis, mengatakan bahwa aktivitas pengungsi, terutama laki-laki, tetap berlangsung normal dengan bekerja di ladang dan memeriksa rumah yang ditinggalkan.

"Dari sembilan nagari di Kecamatan X Koto, empat berada di kawasan Marapi. Untuk Nagari Kotobaru, ada dua jorong dengan populasi 2074 jiwa," kata dia, dikutip Minggu (14/1/2024).

Pengungsian diatur dengan koordinasi antara Forkopimca X Koto, mengikuti arahan dari pimpinan daerah.

Rencana evakuasi juga telah disiapkan, dengan penentuan zona hijau, kuning, dan merah.

Baca Juga:PVMBG Pastikan Lontaran Pijar Gunung Marapi Tak Keluar dari Radius 4,5 Kilometer

Mantan Kepala BPBD Tanahdatar menjelaskan bahwa pemukiman di Kotobaru berada dalam radius lima kilometer dari kawah, dan warga mengungsi karena kekhawatiran akan suara gemuruh dari kawah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini