SuaraSumbar.id - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat menyatakan kesiapannya untuk memenuhi panggilan Polda Sumbar terkait banyaknya korban jiwa akibat erupsi Gunung Marapi.
Plh Kepala Balai KSDA Sumbar, Dian Indriati, menegaskan kesediaan institusinya untuk memberikan keterangan sehubungan dengan kejadian tersebut.
"Kami akan memberikan keterangan jika dipanggil oleh Polda, mengingat saat ini kami terfokus pada pencarian korban erupsi," ujar Dian Indriati, Rabu (6/12/2023).
Ia juga menjelaskan bahwa pembukaan jalur pendakian ke Gunung Marapi pada 24 Juli 2023 telah melibatkan kesepakatan berbagai pihak, termasuk Pemkab Tanah Datar dan Agam, Wali Nagari, dan lainnya.
Baca Juga:Mahasiswanya Banyak Jadi Korban Erupsi Gunung Marapi, Rektor PNP Akui Berduka
BKSDA Sumbar sebagai pengelola TWA Gunung Marapi, telah melakukan rapat dan diskusi dengan berbagai pihak untuk mengelola jalur pendakian ini.
Kerja sama dengan tiga Nagari juga dijalin untuk mengelola kawasan TWA Gunung Marapi dan meningkatkan ekonomi lokal tanpa praktik pungli.
Kepolisian Daerah Sumatera Barat akan meminta keterangan dari BKSDA mengenai pengelolaan TWA Gunung Marapi, terutama setelah erupsi yang menyebabkan 22 orang meninggal dunia dan satu lagi masih dalam pencarian.
Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan, menyampaikan bahwa pihaknya akan menyelidiki prosedur pengelolaan TWA Gunung Marapi, termasuk kemungkinan adanya unsur kelalaian yang berujung pada kecelakaan fatal tersebut.
Kontributor : Rizky Islam