لَمَّا سَمِعَتْ بِمَكْرِهِنَّ اَرْسَلَتْ اِلَيْهِنَّ وَاَعْتَدَتْ لَهُنَّ مُتَّكَاً وَّاٰتَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِّنْهُنَّ سِكِّيْنًا وَّقَالَتِ اخْرُجْ عَلَيْهِنَّۚ فَلَمَّا رَاَيْنَهٗٓ اَكْبَرْنَهٗ وَقَطَّعْنَ اَيْدِيَهُنَّۖ وَقُلْنَ حَاشَ لِلّٰهِ مَا هٰذَا بَشَرًاۗ اِنْ هٰذَآ اِلَّا مَلَكٌ كَرِيْمٌ ٣١
fa lammâ sami‘at bimakrihinna arsalat ilaihinna wa a‘tadat lahunna muttaka'aw wa âtat kulla wâḫidatim min-hunna sikkînaw wa qâlatikhruj ‘alaihinn, fa lammâ ra'ainahû akbarnahû wa qaththa‘na aidiyahunna wa qulna ḫâsya lillâhi mâ hâdzâ basyarâ, in hâdzâ illâ malakung karîm.
Artinya: maka, ketika dia (istri al-Aziz) mendengar cercaan mereka, dia mengundang wanita-wanita itu dan menyediakan tempat duduk bagi mereka. Dia memberikan sebuah pisau kepada setiap wanita (untuk memotong-motong makanan). Dia berkata (kepada Yusuf), “Keluarlah (tampakkanlah dirimu) kepada mereka.” Ketika wanita-wanita itu melihatnya, mereka sangat terpesona (dengan ketampanannya) dan mereka (tanpa sadar) melukai tangannya sendiri seraya berkata, “Mahasempurna Allah. Ini bukanlah manusia. Ini benar-benar seorang malaikat yang mulia.”
Keputusan akhir tentang rupa dan ketampanan bayi tetap berada di tangan Allah. Oleh karena itu, membaca Surat Yusuf harus dilakukan dengan niat yang tulus sebagai bagian dari doa dan ikhtiar, bukan sebagai jaminan mutlak atas hasil fisik bayi.
Baca Juga:Doa Agar Dimudahkan saat Ujian dan Ketika Menghadapi Soal yang Sulit
Kontributor : Rizky Islam