SuaraSumbar.id - Wanita berinisial SIPS (25) ditemukan tewas tergantung di lemari kamar penginapan di kawasan Padang Pasir, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Senin (13/11/2023). Pihak keluarga pun meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas penyebab bunuh diri yang dilakukan oleh wanita tersebut.
Keluarga SIPS bernama Rizki mengatakan bahwa selama ini tidak ada permasalahan yang terjadi. Bahkan, SIPS akan melangsungkan pernikahan dengan seorang personel kepolisian lulusan Akpol pada tahun 2024 mendatang.
“Sudah proses (nikah). Sudah sidang BP4R (Badan Pembantu Penasehat Perkawinan Perceraian dan Rujuk) di Ternate. Kalau untuk tahapan (pernikahan) sebenarnya tidak ada lagi masalah,” kata Rizki, Jumat (17/112023).
Menurut Rizki, SIPS ke Padang untuk mengurus surat-surat persiapan pernikahan dan bertemu calon mertua. Rencananya, pernikahan akan dilangsungkan di Kota Padang.
“Tujuan ke Padang memang untuk mengurus pernikahan (NA) bagaimana bisa nikah di sini. Nikah akan dilangsungkan di Padang. Makanya urus pernikahan,” ungkapnya.
Rizki pun membantah isu yang viral di media sosial SIPS bunuh diri karena faktor uang jemputan pernikahan yang sebesar Rp 500 juta. Ia menegaskan hal tersebut tidak benar, karena masalah itu telah selesai.
“Buktinya sudah sidang. Terkait keluarga kami membatalkan itu tidak benar. Buktinya sudah sidang. Sudah 85 persen persiapan pernikahan. Tidak ada kami dari pihak perempuan membatalkan, begitupun pihak laki-laki juga tidak,” tegasnya.
Maka itu, Rizki mewakili keluarga, berharap pihak kepolisian dapat melalukan penyelidikan secara tuntas. Penyelidikan dilakukan itu untuk mencari tahu penyebab Shintia nekad melakukan bunuh diri.
“Jika benar gantung diri, apa motifnya. Jika bicara permasalahan, selama ini tidak ada masalah. Pasti wajar kami sebagai anggota keluarga (bertanya), pasti ada dorongan adik kami bisa (bunuh diri) seperti itu,” kata dia.
“Keterangan pihak kepolisian kami belum bisa menyimpulkan lagi. Hasil visum belum bisa kami lihat. Walaupun kami tidak melakukan autopsi. Kami sudah mengikhlaskan, tapi tentu motif, penyidik yang tahu alasan kenapanya (bunuh diri) dan alasannya, bisa diterima akal sehat,” sambung Rizki.
Rizki pun berharap saudaranya betul-betul bunuh diri. Jika pun ada tekanan, pihak kepolisian semoga bisa mengungkap orang yang melakukan tekanan tersebut.
“Kalaupun ada tekanan, ucapan verbal, siapa orangnya? Kan bisa saja terjadi. Masalah di keluarga tidak ada. Uang jemput sudah selesai. Tahapan itu sudah lewat. Jadi apa masalahnya lagi sehingga bunuh diri? Siapa orang yang menjadi indikasi penyebab bunuh diri,” jelasnya.
Sementara itu, PS Kapolsek Padang Barat, AKP Yudarman Tanjung mengungkapkan, pihaknya sampai saat ini masih melakukan pendalaman dan penyelidikan terkait motif hingga korban melakukan bunuh diri.
“Kami lakukan pedalaman dan penyelidikan. Belum diketahui motifnya apa (sampai bunuh diri). Kami masih proses penyelidikan dan pedalaman,” katanya.
Kontributor: Saptra S